16 Desember 2013

22th.

sekadar mengisi tulisan di blog saja supaya blog nggak sepi. kebetulan juga sudah lama nggak posting dan cerita-cerita. takutnya kamu marah sama aku, Fidho :D

sekadar menulis post yang terlambat, huehehe. ini cerita tentang ulang tahunku yang ke-22. di ulang tahun kali ini, aku masih sama Rizky, alhamdulillah. dan masih punya banyak teman-teman, serta mimpi-mimpi yg selalu siaga diwujudkan.

ulang tahun kali ini, cukup beda dari tahun-tahun sebelumnya. ada acara syukuran di rumah saat malam hari. semua keluarga berkumpul, berdoa, dan makan-makan pastinya. terima kasih tak terhingga untuk mama papa yg udah bela-belain bikin acara dadakan itu :")

pagi harinya, satu persatu ucapan kuterima via sms maupun sosmed. yg langsung juga banyak, alhamdulillah. tahun ini ada peningkatan dibanding tahun kemarin, agak lebih menyedihkan karena ga begitu banyak yg ngucapin *iya, aku memang berharap semua orang ngucapin selamat ulang tahun >,<

kejadian lucu juga ada. perihal kejutan yg gagal gitu hihihi. kasian Asti, salah kirim SMS ke aku untuk nanyain lilin ke Rizky. Wkwk~ gapapa, Ti, gue udah seneng lo masih menyempatkan waktu untuk bikin kejutan. Btw, kuenya enak. sampe detik ini gue masih inget rasa manis dan lembutnya Chocolate Cake Harvest :3

dapet kado apa tahun ini? alhamdulillah cukup berlimpah. dari Asti & Dwi dapet scraf motif warna oranye, dari Wahyu & Zenny dapat novel. yeay :D
dari Rizky? Wow, dia memberikan hal terindah tahun ini. doi berhasil bikin gue klepel-klepek. kenapa? karena Rizky kasih kado scrapbook via toples yg dia buat sendiri. biasanya gue yg suka bikin begituan lho.. sekarang dia mau buatin buat gue. senangnyaaaah :D
makasih ya cintah :*

terima kasih buat semuanya yg sudah doain banyak & sedikit. semoga Allah melimpahkan keberkahan untuk kalian juga! love you all :*







uas vs hobi


#quotesoftheday #keepwriting #gotothenextproject

14 Desember 2013

#nextproject

"Katamu kau mencintaiku?"

"Aku memang mencintaimu," jawabku.

"Tapi kamu mencintaiku dengan kepura-puraanmu. Sebatas untuk membahagiakannya yang paling
kau cintai, hingga saat ini."

"Aku hanya ingin tak ada yang terluka antara kau dan dia."

"Kau salah. Tidak atau denganmu sekalipun, kami berdua akan tetap terluka."



8 Desember 2013

Khilaf

Ketika cinta membawa duka
Tentu bukan itu mauku
Ketika sayang memberi luka
Tentu bukan itu inginku

Ketika cinta lupa mengantarkan rindu
Tentu bukan karena dia mengalihkanku
Ketika sayang lupa memperpanjang waktu
Tentu bukan karena dirinya merebutku

Ketika cinta membawaku kepadanya
Percayalah, ini semua bukan salahmu
Ketika sayang menyeretku ke hatinya
Percayalah, ini semua karena khilafku

Ketika cinta telah membuatmu cemburu
Izinkan aku membasuh amarahmu dengan maafku
Ketika sayang telah menjadikanmu pilu
Izinkan aku menyentuh hatimu dengan jujurku

Di kamar tercinta,
Desember 2013

Me,

15 November 2013

Candu

aku seperti seseorang yang sedang jatuh cinta
hatiku menari-nari bergandengan tangan dengan senyuman
ketika tak sengaja kuhirup aroma
parfum tubuhmu yang sangat kukenal,
kusuka, kucinta, dan membuatku candu
ah... mungkin karena wangi ini aku jatuh cinta padamu
dan mungkin karena kamu yang memakai
wangi ini, aku jatuh hati padamu


Me,

13 November 2013

Blue Jeans Outfits

Ceritanya, hari Sabtu tanggal 9 November lalu nonton pacar manggung di Kemang. Kebetulan pacar diajak sama salah seorang teman untuk ikutan main band karena sedang dibutuhkan iringan biola. Katanya, permintaan dari pihak kafe kepada temennya pacar untuk memainkan lagu-lagu Keroncong. Setelah latihan sekitar dua minggu lamanya, akhirnya pacar dkk membawakan 4 lagu. Satu di antaranya intro pembuka, lagu Sabda Alam, Keroncong Kemayoran, dan Kelinci versi Keroncong. Sayangnya, kemarin lupa video-in saking terpukaunya melihat penampilan mereka. Apalagi vokalisnya kece badai membahana loh suaranya, masih temen satu jurusan juga lho :D

Karena ini pertama kalinya pacar manggung di kafe, apalagi di Kemang, rasanya penasaran juga untuk lihat perfomance-nya :D Ikutlah diri ini ke Kemang meramaikan suasana (atau malah ngeribetin ya? haha, entahlah). Sekalian mau kasih support buat mereka. Ternyata memang keren banget penampilannya. Lagu-lagu yang dibawakan dengan versi Keroncongnya itu easy listening banget. Pacar juga makin hari makin WOW main biolanya. Padahal dulu waktu awal-awal manggung, sumbang fales banget gesekan biolanya hahaha (peace honey :*)

Awalnya sempat ragu juga sih mau ikutan nonton atau nggak ya, soalnya bingung mau pakai baju apa. Akhirnya setelah semedi di kamar, diputuskan untuk ikut. Mulailah ngubek-ngubek lemari cari baju yang cocok untuk dipakai malam itu. Entah kenapa yang dipikirkan itu pokoknya malam ini tampilan gue harus beda dan jangan sampai salah kostum hehe. Akhirnya, ketemulah jaket jeans nyokab yang udah lama banget gak dipakai. Kayaknya bisa nih dimanfaatkan. Selain untuk fashion, jaket jeans cukup bermanfaat untuk menghangatkan tubuh dari angin malam heheu :3

Dan..... jadilah tampilan gue malam minggu waktu itu. Taraaaaaa~~~~




 

Style seperti ini, cocok-cocok aja kok untuk acara yang semi-formal atau santai sekaligus. Jaket jeans yang dipadukan dengan kemeja, memberikan kesan santai tapi formal buat kamu. Untuk paduan warna, bisa disesuaikan dengan selera. Kebetulan hari itu, cuma ada celana jeans warna merah marun yang nganggur dan cuma ada sepatu converse warna tosca. Ini nabrak banget warnanya. Tapi gue nyaman hari itu dengan tampilan gue. Kelihatan kece aja gitu hahahaha (narsis abis)!

Lalu hijabnya, ini memang pasmina favorit gue sih. Warnanya paling favorit, bahannya juga lemes dan nggak kaku. Gampang banget diatur. Pakai pasminanya juga nggak ribet, nggak harus diputer sana-sini yang bikin nyekek leher, apalagi sampai bikin sakit kepala. Wkwk~

Usai nonton pacar manggung, karena itu malam minggu, akhirnya kita menikmati jalan pulang dengan keromantisan tak terhingga. Perjalanan yang indah dihiasi lampu-lampu kota. Wow banget deh. Maklum, nggak pernah malam mingguan hihihihi~

12 November 2013

Talkshow "Ketika Perempuan Menulis" Penerbit Bukune

Mungkin saat ini waktu yang pas untuk ngepost tentang Talkshow "Ketika Perempuan Menulis" yang diadakan oleh penerbit Bukune. Acaranya hari Sabtu, tanggal 2 November 2013 lalu. Penulis-penulis yang bercerita seputar dunia tulis menulisnya ada Aditia Yudis, Ifnur Hikmah, dan Hapsari Anggarani. (Mudah-mudahan nggak salah tulis nama >,<)

Setelah lama nggak mengikuti acara-acara semacam talkshow dan workshop di bidang tulis menulis, akhirnya saya bisa lagi ikutan. Itupun sepulang dari bergabung di Workshop Menulis untuk TV dan FILM, dengan pembicaranya Mas Adi Nugroho.

Acara Bukune ini berlangsung sekitar satu jam lebih, dimulai pukul 16:30 hingga 17:30 WIB. Kebetulan, nggak disangka-sangka bisa ketemu lagi dengan mbak Widya Oktavia selaku editor dari buku-buku ketiga penulis tadi. Syukurnya, Mbak Wid masih ingat sama saya karena sebelumnya kita pernah ketemu di Talkshow Penulis Gagas Media dan Bukune dalam rangkaian acara Festival Pembaca Indonesia di Pasar Festival Jakarta.

Meski acara berlangsung hanya satu setengah jam, banyak hal-hal yang bisa saya bawa pulang. Ketiga penulis bercerita tentang pengalamannya menulis hingga bisa diterbitkan menjadi buku. Dari pengalaman-pengalaman yang mereka ceritakan, banyak hal yang bisa saya pelajari atau setidaknya bisa menggumamkan kata-kata 'Oh, jadi ternyata begitu toh caranya...' sambil manggut-manggut sok paham wkwk~

Talkshow "Ketika Perempuan Menulis" (02/11) di TM Book Store, Depok Town Square

Ketiga penulis ini juga punya pengalaman yang berbeda-beda saat mengawali dunia tulis-menulis. Mbak Hapsari contohnya, ia mulai menulis sejak SMP akibat kecintaannya pada seorang idola pada jamannya. Ia mengabadikan memorinya tentang idola-idolanya itu dalam sebuah diary. Dari situ, mulailah ia terpicu untuk memberikan sedikit imajinasi tentang idola-idolanya. Lahirlah sebuah cerita-cerita pendek. Ia aktif menulis sejak itu. Saat kuliah, ia mulai beralih menulis sejenis karya ilmiah dan jurnal-jurnal. Tetapi, ia pun menyadari bahwa ia merindukan untuk menulis fiksi. Kini, novelnya yang terbit sudah ada tiga buku.

Berbeda dengan Mbak Aditia Yudis yang karya-karya sudah lebih banyak. Padahal ia masih sangat muda. Ia mulai menulis sejak SMP. Awalnya ia ingin membuat komik. Tapi akhirnya ia beralih menulis fiksi dalam bentuk cerpen dan novel. Ia juga bercerita tentang ide-ide cerita dari setiap tulisan-tulisannya, semuanya terinspirasi dari kehidupan sekitarnya. Novel terbarunya berjudul "Mendekap Rasa" ia tulis berduet dengan Ifnur Hikmah. Awalnya mereka bisa berduet karena keduanya sering bertukar tulisan berupa cerita pendek.

Para Penulis Bukune: Hapsari A, Aditia Yudis, Ifnur Hikmah. Editor: Widya Oktavia

Ada banyak hal yang dapat dijadikan ilmu tersendiri untuk saya yang saat ini sedang menulis novel berdua dengan teman saya, Patrisia Devitasari. Novel kami sudah sempat ditawarkan ke sebuah penerbit ternama, tetapi sang editor meminta untuk sebagian ceritanya diubah alurnya. Akhirnya kami jungkir balik lagi untuk menulis cerita dari awal. (Jadi curcol hehehe)

Jujur, menulis duet itu memang tidak semudah menulis sendiri. Begitu juga yang dikatakan oleh Mbak Adit dan Mbak Ifnur. Mereka berbagi pengalaman tentang menulis duet. Salah satunya adalah adanya "kesepakatakan" yang sudah diketahui oleh dua penulis.

Kata mereka: jika ingin menulis duet, kedua penulis harus menjaga komunikasi dengan baik. Agar cerita yang dibuat bisa satu pikiran dan tidak banyak perbedaan. Mereka juga harus membuat outline atau kerangka cerita dengan kesepakatan. Jika ada yang merasa tidak sreg dengan salah satu alur atau bagian cerita, setiap penulis berhak untuk mengubah selama itu ternyata lebih baik. Saat menulis duet, setiap penulis harus mampu meredam keegoisannya masing-masing. Sebab ini kan proyek berdua, jadi "keinginan-keinginan" pribadi itu harus bisa disimpan dulu. Dan yang terpenting adalah, kedua penulis WAJIB HUKUMNYA membuat karakter tokoh yang kuat. Lagi-lagi kedua penulis harus saling mengetahui karakter-karakter tokoh dalam novel mereka.

Hampir satu setengah jam lamanya, obrolan dan diskusi berisi tentang keberadaan "Karakter Tokoh" memiliki peran yang sangat penting dalam menulis novel. Bahkan katanya, kalau bisa karakter tokoh itu dibuat dengan melihat atau memperhatikan orang-orang terdekat dan sudah dikenal agar lebih kuat dan nyata. Ya, sebisa mungkin seorang penulis harus bisa membuat tokoh dalam ceritanya menjadi senyata mungkin. Susah? Tidak jika kamu mau mencoba dan berusaha huehehehe ^^

Nah, begitulah cerita singkat dari pertemuan di talkshow beberapa minggu lalu. Senangnya, karena saya banyak bertanya, saya terpilih untuk menjadi orang beruntung yang mendapat bingkisan dari Bukune. Hahay~~

Intinya, kalau mau menulis itu coba dulu. Atau diawali dengan niat. Nah, setelah itu coba buat kerangka cerita agar kamu lebih mudah menulis hingga ending. Ingat tuh kata mbak-mbak penulis, KARAKTER TOKOH NOVEL harus dibuat senyata mungkin, sedetail mungkin, dan sekuat mungkin. Setelah itu, kamu buat deadline yah teman-teman, supaya kamu bisa disiplin menulis. Jadi deh novelmu :)

Saya ucapkan terima kasih untuk Bukune yang sudah mengadakan acara bermanfaat seperti tu. Semoga lain waktu diadakan lagi dan saya bisa ikutan lagi. Buat kamu-kamu yang sedang menulis, semangat yah! Jangan menyerah! Doain juga yah novel saya cepat selesai. Amin :D

Saya bersama mereka, uhuy ^^

Doa saya setelah ikutan talkshow: semoga suatu hari saya bisa duduk di depan banyak orang menjadi pembicara dan berbagi pengalaman seputar dunia tulis menulis seperti mbak-mbak penulis di atas. AMIIIIN.

See you!

11 November 2013

My November!

Akh! Baru sadar sekarang sudah bulan November hari ke-sebelas! Yihaaaa~
Nggak terasa 9 hari lagi diriku berulang tahun~~ uhuy.

Dapet apa ya dari pacar? *berpikir keras*
Akh, nggak usah banyak berharap. Malu sama umur kalau masih ngarepin kado spesial.
Pacar masih mau mendampingi aja itu udah hadiah terindah dan terbaik kok. *ah masa?*

Eh eh eh~ ini ulang tahun di tahun ketiga gue pacaran sama Rizky. Subhanallah... nggak terasaaaaa, serius deh. Kayaknya baru kemaren dikasih kejutan pake candle light bentuk love di taman kampus. #eaaaa

Akh udah akh. belom ulang tahun udah dibahas. ntar nggak afdol ulang tahunnya.
merananya, menjelang ulang tahun, orderan mawar makin banyak. ckck~
pokoknya tgl 19-20-21 November, tutup PO dulu ahhh~ biar bisa ngerayain ulang tahun :D
*katanya malu sama umur, tapi mau ngerayain ulang tahun???

Bodo amatan. rawr. hobi gue kan NGERAYAIN ULANG TAHUN. hakhakhak~

Iseng-Iseng Berhadiah

malam ini lagi suntuk banget sama tugas Bali. meskipun kuliah di jurusan sastra, tetap aja kalau nggak ngerti bahasanya ya nggak akan bisa nulis. apalagi tugasnya bikin karangan 20 kalimat. gue cuma bisa bilang "adan tiyange Rara" :p

dari pada bengong berkepanjangan, mending nulis tentang khayalan kemarin sore. ampun deh, hidup gue ngayal melulu kayaknya~

kemarin sore, mendadak gue mengkhayal bisa punya toko bunga. bunga flanel maksudnya, bukan bunga asli. memang sih, dulu waktu kecil entah SMP atau SMA, gue pengen banget bisa kerja di toko bunga. hmm, mungkin efek abis nonton FTV. wkwk

seru deh kayaknya kalau bisa buka toko bunga flanel. nanti desain interiornya gue yang tata. banyak bunga di mana-mana, warna-warni. orang mau beli tinggal ambil sesuai dengan keinginan mau bunga apa warna apa. tiap bunga udah ada daftar harganya masing-masing. mau yang paket juga ada harga murah meriah.

selain penataan pot-pot berisi bunga-bunga seperti mawar, gerbera, tuli, sun flower, dan lain-lain, ada juga rak yang isinya pilihan warna pita dan kertas kado. bagi yang ingin dibuatkan kartu ucapan spesial juga bisa, tinggal tunjuk mau seperti contoh yang mana. mau bunganya ditambah boneka-boneka couple juga bisaaaa. apalagi yang mau ngasih buat pacarnya.

urusan order mengorder, bisa langsung datang ke toko atau telp dulu sehari sebelum datang ke toko. bagi yang ingin dikirim via kurir, juga bisa. tergantung pesanannya seperti apa dulu.

hmmm, indah kayaknya. belum lagi di beberapa sisi ada foto-foto gue bareng pacar, keluarga, orang tua, dan orang-orang terdekat. ada papan berisi tempelan pesanan pelanggan, atau digantung pakai wooden clip. aiiih, bayangan gue desain interiornya itu kayak toko bunga di luar negeri aja wkwk pernah pergi ke sana juga nggak.

masih belum tau sih tapinya bisa apa nggak. soalnya gue juga masih kepingin kerja jadi editor novel di penerbit. mungkin kapan-kapan kalau gue udah punya modal yg gede dan lebih serius di bisnis satu itu. amin-amin. apalagi kalau dikelola bareng pacar :3 cicuiiitt :3

ohya!
bagi yang penasaran bunga flanel yang saya jual seperti apa, bisa banget mampir di wawawiskyflanel.blogspot.com yah :D
mari sampaikan isi hatimu melalui bunga~~~ ulalalala~~~~



29 Oktober 2013

Tinggal di Jogja

sebenernya, tinggal di Jogja itu bisa dibilang harapan besar, tetapi bisa juga salah satu harapan dari sekian banyak harapan dan impian yg gue daftar. tinggal di Jogja, salah satu impian buat gue. entah sejak kapan gue mulai jatuh cinta sama Jogja dan berusaha untuk memilikinya.

siapa, sih, yg gak kenal sama Jogja? banyak orang yg sudah berkunjung ke sana. bahkan sebagian besar teman-teman gue sudah pernah ke sana dalam berbagai tujuan. ada yang pernah ke sana untuk liburan, mencari referensi untuk skripsi, atau memang mudiknya ke sana. sementara gue, gue pernah ke Jogja tahun 2011 dan itu hanya sekali-sekalinya. waktunya juga singkat. gak lebih dari 1 hari. capek di jalan tapi liburannya belum berasa.

ada rasa penasaran yg gak biasa terhadap Jogja, makanya kenapa gue pengen balik lagi ke sana tapi nggak pernah bisa. alasannya banyak faktor. dari gak ada modal, sampai gak ada izin. mungkin ketidakberhasilan gue mencapai Jogja untuk kesekian kalinya inilah yg membuat gue berpikir gue pengen tinggal di Jogja suatu hari.

mungkin bisa saja. meskipun gue belum pernah tinggal jauh dari orang tua. dari kecil hingga sekarang umur 22 tahun, gue tinggal sama orang tua dan 1 adik laki-laki. semuanya serba ada. dan gue cukup penasaran juga gimana rasanya tinggal jauh dari orang tua, meskipun kebanyak orang bilang suasana itu gak enak. karena rumah memang tempat terbaik untuk pulang.

entahlah... gue tetep pengen bisa tinggal di Jogja kalau ada kesempatan suatu hari nanti. entah itu hanya sementara atau menetap. gue bisa kerja di Jogja karena di sana ada beberapa penerbit yang gue tahu: Bentang Pustaka dan Stilleto Book. dua-duanya penerbit kece dan (mungkin) gue bisa magang atau kerja di sana. seperti cita-cita gue yg lain, gue pengen kerja di sebuah perusahaan penerbitan bagian proof reader atau editor.

selain itu, Jogja buat gue adalah surganya kerajinan tangan. suplier produk bahan-bahan mentah kerajinan tangan flanel dsb (langganan gue) juga ada di Jogja. dan harganya murah-murah. mungkin, gue gak akan takut kehabisan barang-barang mentah dlm waktu yg lama. gue juga gak perlu membelinya via online dan menunggu barang datang agak lama. jalan kaki ke pasar Beringharjo juga nyampe. mau cari apa aja, di sana juga ada. yaa... mungkin di Jakarta juga ada, tapi harganya mahal :(

yang terakhir, ini alasan yang belum kuat sih... gue pengen tinggal di Jogja karena rencananya pacar mau S2 di UGM. hahaha. gue paling nggak bisa LDR. dari pada LDR, lebih baik gue juga usaha cari kerja di daerah Jogja. siapa tahu bisa dan hubungan sama pacar gak perlu berjarak huehehehe :p

nulis begini, bayangan gue tentang Jogja jadi ke mana-mana. langsung kebayang ramahnya Malioboro, belum sempatnya ketemu sama Tugu Jogja, megahnya Stasiun Tugu, penasaran sama UGM, kangen main lagi ke alun-alun utara Kraton, dan lain-lain. teringat juga sama dua peta Jogja yang tertempel di kamar. mereka siap nemenin gue kapan aja gue mau berangkat ke sana :)

SEMANGAT!

28 Oktober 2013

Dongeng: Nawangsih dan Rinangku

Suasana pesantren sedang tegang. Aku sadar, Ayah sedang berususah payah mengembalikan semua keadaan seperti semula. Aku juga tahu, Ayah sedang berusaha mencari bukti bahwa yang terdengar dan digunjingkan akhir-akhir ini adalah salah.
Di pesantren, tiada hari tanpa aku melihat banyak santri membicarakan tentang fitnah yang disebarkan Cabolek. Pria itu telah berhasil membuat Rinangku masuk dalam perangkapnya. Kini Ayah semakin diuji kebijaksanaannya sebagai pemimpin di pondok pesantren. Semua ini terjadi hanya karena Cabolek iri hati pada Rinangku.
Sudah sejak lama aku tahu jika Ayah sedang mencari seorang menantu untuk dijodohkan denganku. Dalam hal ini, sebagai seorang guru di pondok pesantren, Ayah pun tidak sembarangan memilih calon suami untukku. Ayah mulai memperhatikan para santri di pondok pesantren, terutama para santri yang pandai-pandai. Kelak, Ayah ingin memiliki seorang menantu yang dapat dipercaya tanggung jawabnya terhadap keluarga.
Hingga akhirnya Ayah seakan telah menentukan pilihan. Tak kusangka Ayah merasa simpati pada salah seorang santri yang bernama Cabolek. Sungguh aku terkejut mengetahui hal itu. Tak pernah kubayangkan, aku akan mengabdi seumur hidupku pada pria bertubuh cebol itu. Sudah cebol, wajahnya pun tak tampan. Itulah mengapa orang-orang memanggilnya Cebolek.
“Anakku, sebagai seorang ayah, sudah tanggung jawabku mencarikanmu calon pendamping hidup yang kelak dapat dipercaya dan bertanggung jawab kepada keluarga. Telah kuputuskan, Cebolek memang pria yang pantas untukmu, Nak,” begitulah kata-kata Ayah begitu aku dipanggil untuk berbicara empat mata dengannya.
Kuberanikan diri membuka suara. “Maafkan aku jika aku lancang, Ayah. Aku berterima kasih karena Ayah mau repot-repot mencarikanku calon suami, tapi… sungguh aku belum ingin menikah. Apalagi dengan pria pilihan Ayah saat ini,” kusadari suaraku bergetar. Seumur hidupku, aku belum pernah membantah Ayah.
“Jangan terburu-buru, Nawangsih, Anakku,” Ayah menyentuh bahuku seakan memberi kekuatan. “Kau bisa melakukan pendekatan dulu dengan Cebolek. Sering-seringlah bicara dengannya, maka kau akan tahu tentangnya lebih jauh dan dalam lagi. Hanya dia yang kupercaya dapat mendampingimu dibanding santri yang lain,”
Aku terdiam tak menjawab perkataan Ayah. Aku mengigit bibir bawahku menahan kekesalan di dalam hatiku. Sungguh aku tak mengerti mengapa Ayah dengan begitu mudahnya bersimpati kepada Cebolek. Sejak saat itu, kuperhatikan Cebolek mulai mendekatiku lebih gencar. Sebisa mungkin aku terus menghindarinya. Rupanya, Cebolek tidak mudah menyerah. Kudengar dari para santri yang lain, Cebolek terlanjur menaruh hati padaku. Tuhan, jangan persulit aku pada keadaan ini.
Sejenak aku berpikir, Tuhan mendengar rintihan doaku. Hingga Tuhan kirimkan seorang pemuda ke pondok pesantren Ayah. Ia bernama Rinangku, putra dari Ki Pangandaran yang kutahu sangat berkuasa di daerah Semarang lewat cerita Ayah. Sebagai pemimpin pondok pesantren, Ayah menyambut kedatangan Rinangku. Ia pemuda tampan dan memikat hati. Pertama kali aku melihatnya, aku merasakan ada sesuatu yang membuatku ingin mengetahui lebih banyak tentang putra Ki Pangandaran itu.
Di suatu hari, aku dan Rinangku bertemu pandang. Kudapati ia memberi salam hormat padaku. Tingkah sopannya membuatku semakin jatuh hati padanya.
“Bolehkan hamba bertanya pada Tuan Putri?” tanya Rinangku.
“Dengan senang hati, aku akan menjawabnya,” jawabku.
“Benarkah engkau wahai putri nan cantik jelita adalah Nawangsih, putri dari Sunan Muria, pemimpin dari pondok pesantren ini?”
“Betul, Pangeran. Aku adalah Nawangsih, anak Sunan Muria. Jika boleh aku meminta, cukuplah engkau memanggilku dengan nama Nawangsih,”
Lagi-lagi kudapati Rinangku agak membungkuk menghormatiku. “Baiklah jika engkau meminta, Tuan Putri,”
“Cukup Nawangsih, Rinangku,” sekali lagi, kutatap Rinangku yang juga menatapku. Setelah itu, dengan segera aku pergi dari hadapannya. Aku tidak ingin terlalu lama bertatapan dengannya. Sebab aku tak kuat menahan pesona kharismanya.
Tetapi tak kusangka, pertemuanku yang singkat itu diketahui oleh Cebolek. Api cemburu telah membakar hatinya. Kecemburuan itu membuatnya tak dapat berpikir jernih. Ia menghalalkan segala cara untuk mencelakakan Rinangku. Pada suatu hari di kerusuhan perampok, Cebolek dengan kepandaiannya mengambil hati Ayah agar Ayah menyuruh Rinangku menangkap perampok-perampok itu. Ayah pun menanggapi saran Cebolek dengan kewajaran. Sudah sepantasnya sebagai santri di pondok pesantren, Rinangku diuji kepandaiannya. Di balik itu semua, Cebolek justru menginginkan Rinangku mati di tangan perampok-perampok. Tapi kenyataan berkata lain, Rinangku justru berhasil menangkap perampok-perampok itu dan membawanya ke pondok pesantren. Bahkan perampok-perampok itu ingin bertobat dan berguru kepada Ayah. Mengetahui hal itu, Cebolek semakin tersisihkan dan dendam pada Rinangku.
Dendam Cebolek berlanjut. Ia menyebarkan fitnah tentang Rinangku yang diam-diam memasuki kamarku yang jelas-jelas melanggar kesopanan dan adat sebagai santri. Aku tahu Cebolek telah merencanakan ini semua. Ia menjebak kami. Malangnya, Ayah tidak percaya jika Cebolek pelaku dari semua ini. Hingga akhirnya Ayah menghukum Rinangku untuk menjaga burung-burung yang memakan padi di sawah Ayah. Sejak itu kami terpisah.
“Kuperintahkan engkau untuk menjaga burung-burung yang memakan padi di sawah Dukuh Masih. Janganlah engkau kembali sebelum aku sendiri yang memanggilmu,” perintah Ayah pada Rinangku. Aku menyaksikan perintah itu. Ada Cebolek juga di sana dengan senyum kemenangannya.
Kutatap Rinangku yang dengan mantap menuruti perintah Ayah. Ia segera meninggalkan pondok pesantren, terlebih lagi meninggalkanku. Aku tak mampu mencegahnya, sekalipun untuk mengucapkan salam perpisahan. Ayah yang terlanjur terhasut, melarangku untuk berhubungan dengan Rinangku. Hal ini membuatku semakin tersudut. Sejak awal, aku tahu bahwa Cebolek tidak benar-benar baik untukku. Tidakkah Ayah menyadari itu?
“Tenanglah, Anakku. Aku yakin Rinangku tidak benar-benar melakukan hal buruk itu. Bersabarlah, aku akan mencari tahu kebenarannya,” kata Ayah.
“Ayah percaya padaku bahwa Rinangku tidak bersalah? Rinangku hanya difitnah, Ayah. Mungkin ada seseorang yang tidak menyukainya,” tuturku setengah menangis pada Ayah.
“Bersabarlah,” pesan Ayah.
Aku akan bersabar, Ayah. Kusadari kau begitu bersusah payah mencari tahu kebenaran ini. Kau yakin bahwa Rinangku memang tidak bersalah. Dan aku yakin bahwa kau adalah pemimpin yang bijaksana.
Ketegangan demi ketegangan pun terus kuhadapi. Tuduhan-tuduhan pada Rinangku terus kuterima dengan besar hati. Aku bersabar hingga akhirnya Ayah berhasil menemukan jawabannya bahwa Rinangku tidak bersalah. Segeralah Ayah, aku, dan para santri mendatangi Rinangku hendak mengajak pulang.
Kulihat gubuk yang menjadi tempat Rinangku tinggal selama di sawah. Kudapati ia sedang duduk di depan gubuk menghadap sawah. Ingin sekali aku berlari dan mengatakan padanya bahwa Ayah telah percaya dirinya tidak bersalah, dan aku sangat merindukan wajah tampannya.
Akan tetapi, raut wajah Ayah berubah begitu sampai di depan gubuk. Hal itu membuat khayalan indahku pun buyar.
“Ayah, ada apa?” tanyaku lembut.
Ayah tak menjawab. Dengan menahan amarah, ia bertanya pada Rinangku. “Hei Rinangku, mengapa tak kau usir burung-burung itu? Jika burung-burung terus memakan padiku, padiku tidak akan bisa dipanen,”
Dengan hormat dan santun, Rinangku menjawab, “Bapak Guru, di manakah kesalahanku yang mendengar perintahmu untuk menjaga burung-burung yang memakan padi? Jika semua ini rusak, izinkan aku memperbaikinya,” dalam sekejap, padi-padi itu pulih kembali dan siap panen.
“Lancang kau, Rinangku. Aku tahu kau hebat, tapi tidaklah kau pantas berpamer dihadapan gurumu ini!” marah Ayah.
“Ayah, sudah, Ayah,” aku memohon pada Ayah yang tersinggung hatinya melihat niat baik Rinangku. Bagi Ayah, tidaklah pantas seorang murid menunjukkan keahliannya tanpa diminta atau pamer di hadapan gurunya.
“Diam kau, Nawangsih. Aku sungguh kecewa padanya!” bentak Ayah.
“Ayah, aku mohon, Ayah. Sungguh tentu bukan maksud Rinangku menghina Ayah dengan apa yang dilakukannya,” aku menangis sambil memohon. Aku terlanjur mengharapkan ada akhir yang indah setelah Ayah menjemput Rinangku, bukan akhir yang justru akan sangat dinikmati oleh Cebolek.
“Aku tidak terima, Rinangku. Sekarang, rasakan kerisku ini!”
“Jangan, Ayah….!” Aku berlari ke arah Rinangku dan memeluknya. Bersamaan dengan keris Ayah yang hendak Ayah hujamkan ke dada Rinangku, justru tertancap ke punggungku.
“Nawangsih!” kudengar teriakan Ayah bersamaan dengan Rinangku. Mereka sama-sama terkejut.
Kurasakan sakit yang amat sangat di punggungku. Tak kuasa aku menahannya. Dalam pelukan Rinangku, aku menatapnya. Dan melihat wajah Ayah yang menatap kosong ke arahku.
“Ayah…” rintihku.
“Anakku…” kulihat Ayah menitikkan air matanya. “Anakku… mengapa harus dirimu…?”
“Maafkan aku, Ayah… Tolong, jangan sakiti Rinangku, Ayah tahu Rinangku tidak bersalah… Ayah tahu bukan Rinangku dalang dari semua ini…” ucapku terbata-bata. Darah keluar dari mulutku. Kurasakan kehangatan yang Rinangku hantarkan lewat genggaman tangannya. Kutatap wajahnya lekat. Mungkin bisa menjadi sebuah kehangatan dalam kepergianku.
“Mengapa kau lakukan ini, Nawangsih? Harusnya aku yang mati… Jangan tinggalkan aku, Nawangsih…” itulah kata-kata Rinangku yang terakhir kali kudengar. Setelah itu, semuanya gelap. Aku tak mendengar apa-apa lagi. Semoga di kehidupan selanjutnya, aku dan Rinangku akan bertemu lagi.

------------------------------------------
Depok, 20 Oktober 2013
Digubah dari cerita dongeng Kudus berjudul Kisah Cinta Nawangsih dan Rinangku sebagai tugas kuliah Penulisan Populer di FIB UI.

Kantin Sastra


Matahari cukup terik ketika kulirik jarum jam menunjukkan pukul satu siang. Kuputuskan untuk membelokkan langah kakiku menuju kantin. Orang-orang menyebutnya Kansas, singkatan dari Kantin Sastra.

Kansas sudah berdiri sejak aku kuliah di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Bahkan, sudah berdiri jauh sebelum aku diterima menjadi mahasiswa UI. Pertama kali aku melihat Kansas, bentuknya hampir mirip seperti gubuk. Tak kusangka ada juga banyak dosen yang menyebut Kansas seperti kandang sapi. Dari luar, Kansas memang terlihat menyedihkan dan kurang meyakinkan. Tetapi, bagi sebagian orang yang betah di sana, mereka menganggap Kansas sebagai rumah kedua mereka.

Kini, aku terduduk di salah satu kursi kosong ditemani dengan segelas Capucinno yang baru saja kubeli. Sekilas, Kansas yang sekarang jauh berbeda dengan Kansas tiga tahun yang lalu. Atap Kansas tidak lagi terbuat dari jerami, kondisinya jauh lebih baik sekarang. Kursi-kursi dan mejanya tidak lagi berwarna merah-kuning-hijau-biru, semuanya berwarna putih. Sekarang siapa saja bisa duduk di mana saja. Tidak seperti dulu, setiap jurusan memiliki wilayahnya sendiri sesuai dengan warna kursi.

“Aku tunggu di Kansas,” kukirim sebuah pesan singkat ke nomor ponsel sahabatku. Aku janjian dengan sahabatku di kampus. Sepertinya ia masih les bahasa Jepang di LBI. Kuputuskan untuk menunggu.

Capucinnoku mulai berkurang sedikit demi sedikit. Hawa Kansas sangat panas jika siang-siang seperti ini. Tapi anehnya, banyak orang yang betah makan siang sambil kipas-kipas atau sibuk mengelap keringat yang terus mengalir. Dua kipas angin yang terpasang di atap Kansas semakin tidak berguna. Buang-buang listrik.

Kansas terlihat lebih sepi pada hari Sabtu dibandingkan hari kuliah seperti hari Senin hingga Jumat. Pada kelima hari itu, kursi Kansas jauh lebih penuh diduduki. Bahkan terbilang sangat padat. Semua orang menuju satu titik untuk menyumpal caing-cacing di perut mereka sedangkan waktu yang mereka punya untuk makan siang tidak banyak. Tidak ada jalan lain, hanya Kansas tempat makan yang paling dekat dan terjangkau. Meskipun harus makan dalam kondisi terburu-buru, kursi yang terbatas, banyak piring kotor di meja-meja yang baru saja ditinggalkan oleh penghuni setia Kansas, dan puluhan lalat ikut meramaikan.

Tak peduli hari ini hari apa, Kansas tetap panas dan berlalat. Beberapa kursi kosong tak berpenghuni. Hanya ada sekitar 5 meja yang terisi oleh sekelompok mahasiswa. Aku duduk di salah satu sisi Kansas yang menghadap ke arah taman pohon Kamboja. Sekilas dari kejauhan, kursi dan meja Kansas memang dicat putih. Jika dilihat lebih dekat, warnanya justru terbilang mendekati abu-abu. Coretan di mana-mana. Bahkan ada juga gambar-gambar ilustrasi di sana.

Beberapa mahasiswa berbondong-bondong mulai memasuki Kansas dari arah taman pohon Kamboja. Sepertinya para peserta kelas LBI baru saja usai kelas. Kansas pun mulai ramai. Di belakang saya, duduklah segerombol mahasiswi dengan obrolan yang cukup mengasyikkan. Sebab suara mereka hampir mendominasi di Kansas. Meskipun musik koplo dari warung satai di sudut sebelah kiri dari aku duduk, masih jauh lebih keras berkumandang. Di hadapanku, ada beberapa pria-pria yang duduk sendirian di meja yang berbeda. Mereka menyantap makan siang mereka dengan tatapan kesepian, berharap ada seorang teman mengajaknya makan siang sambil berbincang-bincang.

Tiba-tiba suara cicit burung mengalihkan pandanganku. Sekelebat beberapa burung gereja tampak mondar mandir terbang menyebrangi Kansas. Beberapa penjual makanan juga seliweran ke sana kemari untuk mengantarkan pesanan. Di hari Sabtu begini, Mas Roni, penjual ayam penyet yang paling terkenal di Kansas, masih sibuk menyiapkan pesanan. Ayam penyetnya selalu laku. Tidak jauh dari warung Mas Roni, terdapat dua orang pria sedang beradu kepintaran di atas papan catur.

Aku semakin tidak tahan dengan hawa panas yang meyerangku. Juga para lalat yang sejak tadi mampir mendarat di mejaku. Selain itu, kutatap pula seekor kucing yang berhasil naik ke meja untuk menghabiskan sisa-sisa makanan dan beberapa remahan di sekelilingnya. Kesal karena tak punya kipas, kukibas-kibaskan tanganku demi mendapatkan sebuah angin. Tetapi hasilnya, nihil. Atap Kansas yang mengerucut sepertinya tidak berfungsi dengan baik, udara yang masuk seakan-akan terperangkap dan tidak bisa keluar.

Kuputuskan untuk menghabiskan Capucinnoku yang tinggal sedikit. Sejak tadi aku mencari-cari, tetapi sahabatku belum juga muncul di Kansas. Jangan-jangan pesan singkatku tadi belum dibacanya dan ia meninggalkanku di sini. Baru saja aku akan menelponnya, ia lebih dulu menghubungiku.

“Halo, Ra,” serunya di seberang.

“Halo, Ti, di mana? Masih kelas?” tanyaku tak sabar.

“Aku baru baca SMS-mu. Maaf, Ra, aku lupa memberitahumu bahwa aku tidak ke kampus hari ini. Lesku libur dan sekarang aku masih di kosan, baru bangun.”

Kudengar tawa renyah cekikikan di seberang sana. Geram sekali rasanya dibiarkan menunggu di tengah hawa panas seperti ini dan tidak menghasilkan apa-apa. Tanpa membalas ucapan sahabatku tadi, aku langsung memutus telepon.

“Awas saja kamu, akan aku guyur kamu nanti setibanya aku di kosanmu!” ancamku dalam hati. Segeralah dengan kesal, aku bergegas menuju kosan sahabatku.

-------------------------------
Depok, 29 September 2013
Ditulis dalam rangka tugas mata kuliah Penulisan Populer di FIB UI mengenai Deskripsi Tempat

Ruang 9303


            Sejujurnya, aku tidak suka dingin. Seperti saat ini, aku duduk di kursi kelas tepat di bawah pendingin ruangan dengan suhu sekitar 25 hingga 24 derajat celcius. Bagi orang lain, mungkin suhu itu tidak terlalu dingin. Akan tetapi, duduk di bawah pendingin ruangan seperti ini bukan hal yang bagus bagiku.
            Beberapa kali kulirik jam tangan di tangan kiriku. Detaknya belum beranjak melewati angka 1. Kualihkan tatapanku ke arah depan. Pak Sunu masih betah dengan posisinya, bersandar di pinggiran meja, berceramah memberikan perkuliahan. Sesekali beliau menyisipkan lelucon-lelucon untuk mencairkan suasana kelas agar tidak membosankan. Penampilan beliau tidak jauh berbeda dengan minggu lalu, masih setia dengan setelan kemeja garis-garis dan bercelana longgar. Kali ini, celananya berwarna hijau army. Rambutnya sedikit beruban dan beliau terbilang santai dalam mengajar.
            Di tengah perkuliahan yang mulai membuatku gelisah akan tanda tanya kapan jarum jam berpindah ke angka 1, kulihat Pak Sunu masih semangat bercerita tantang dunia sastra dan tulis menulis. Sesekali beliau menyeruput air mineral di atas meja, pasti tenggorakan beliau kering juga bicara panjang lebar selama hampir dua jam. Meja pengajar diisi oleh buku-buku yang dibawa oleh Pak Sunu. Sangat mengherankan, saat masuk kelas tadi, beliau menggendong ransel yang hampir mirip tas orang naik gunung. Akan tetapi, tangannya masih sibuk membawa buku-buku berhalaman sekitar 100-150 halaman. Mungkin beliau akan terlihat lebih baik jika membawa para jendela dunia itu dengan tangannya sendiri, bukan disimpan di dalam ransel.
            Kudengar tawa membahana memenuhi atsmorfer ruang 9303. Rupanya aku ketinggalan kalimat-kalimat lucu mengundang tawa yang diucapkan Pak Sunu. Kutengok ke barisan kursi di sisi kiri dari tempat kududuk. Kursi nyaris terisi penuh oleh mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir. Beberapa di antaranya adalah teman satu jurusanku. Beberapa lainnya, ada yang kukenal dan asing di mataku. Salah satunya di pojok belakang, aku kenal siapa yang duduk di sana. Namanya Tito, mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah yang pernah satu kelas di kelas MPKT saat semester satu. Tak terasa sudah tiga tahun masa itu berlalu. Tito juga pasti lupa bahkan sama sekali tidak tahu siapa aku. Baru kusadari, hampir semua kursi di deretan baris belakang terisi oleh pria-pria bersuara besar.
            Sebetulanya, perkuliahan ini tidaklah membosankan. Aku sangat menantikan kelas Penulisan Populer dibuka di setiap semester. Aku cinta menulis, apalagi kisah cinta. Hanya saja, ruang kelasnya yang tidak menyenangkan. Selain karena pendingin ruangannya, juga karena kelas ini berada di lantai 3. Satu lagi, aku benci terlambat sampai di kelas. Kebencianku akan semakin bertambah jika sudah terlambat, aku harus berlari menaiki tangga ke lantai tiga. Betapa semangatnya menjadi mahasiswa, bukan? Seandainya aku boleh mengganti cat tembok kelas yang berwarna kuning kusam ini dengan warna biru muda atau hijau muda, agaknya lebih menyenangkan dan memberikan efek segar dalam berkuliah. Ah sialnya, kondisi langit-langit di bagian sudut depan ruang kelas memperburuk kenyamanan belajar di sini. Warnanya bukan lagi putih bersih, tetapi coklat bergaris-garis. Warna itu pasti ditimbulkan oleh rembesan air hujan yang masuk lewat atap yang bocor. Akan sangat bahaya jika kondisi itu dibiarkan saat hujan. Sebab di dinding yang sejajar dengan atap rusak itu, terdapat kabel-kabel panjang dan berantakan.
            Pak Sunu jarang menggunakan LCD saat berkuliah. Tetapi hari ini, ia juga belum menggunakan spidol untuk membagi ilmunya di papan tulis. Papan berukuran hampir tiga per empat dinding masih putih bersih. Penghapus papan tulis pun masih tenang bersandar di tempatnya. Pintu kelas beberapa kali dibuka dan ditutup oleh Pak Sunu untuk mencontohkan sebuah cerpen yang beliau bacakan. Sungguh, kuliah di kelas ini haruslah ekspresif. Itu menurutku. 23 orang mahasiswa tampak serius mengamati setiap pergerakan yang dicontohkan beliau. Di sebelah kananku, seorang mahasiswa beberapa kali mengadu bahwa ia mengantuk. Sementara yang di sebelah kiriku, sibuk bolak-balik bertanya jam berapa sekarang. Menurutku, kelas ini asyik dan menyenangkan, mengapa kedua mahasiswa di kedua sisiku merasa kuliah ini membosankan bagi mereka.
            Jika dipikir-pikir lagi, memang akan sangat membosankan bagi yang tidak suka menulis. Tidak ada salahnya jika aku melihat jam untuk mengecek apakah kelas ini sudah seharusnya selesai atau belum. Lagi-lagi, ruang ini bahkan tidak memiliki jam dinding. Di dinding, justru hanya ada 2 lembar kertas berukuran A4 ditempel di sebelah kiri papan tulis. Satu lembar berisi tentang larangan mengaktifkan ponsel dan satunya lagi berisi tentang larangan plagiarisme.
            “Kumpulkan tugas hari Jumat, hari Senin akan kita bahas di kelas. Selamat siang dan terima kasih.”

            Suara Pak Sunu cukup menyadarkanku dari lamunan. Rupanya kelas telah diakhiri dengan tugas yang harus dikumpulkan hari Jumat. Minggu depan, tugas itu akan dibahas bersama-sama di kelas. Oh, aku sangat menantikan menit-menit untuk mengerjakan tugas itu di rumah sesegera mungkin. Minggu depan, semoga yang kukerjakan tidak mengecewakan Pak Sunu saat membacanya.

---------------------------------------------
Depok, 19 September 2013
Ditulis dalam rangka tugas pertama mata kuliah Penulisan Populer di FIB UI mengenai Deskripsi Ruang.

24 Oktober 2013

Craft!

Hai, long time no see!

Siang ini gue mau cerita dong. Baru saja gue lihat-lihat blog para crafter Indonesia. Hmm, seneng rasanya mampir ke sana dan lihat-lihat hasil karyanya. Bagus, cantik, lucu, imut, manis, dan masih banyak lagi. Dari kreasi boneka, bentuk-bentuk makanan, binatang, dan lain-lain. Rasanya ngiri deh sama mereka yang bisa fokus meluangkan waktunya untuk menjahit dan crafting :'(

Gue sebagai crafter yang masih terbilang pemula, cukup banyak belajar dari hasil browsing di internet. Lihat-lihat model bentuk yang lucu-lucu. Dari bikin karya yang sama "plek" persis di blog crafter terdahulu, hingga yang betul-betul gue buat sendiri.

Salah satu produk andalan gue yang betul-betul gue buat sendiri idenya, tutorialnya, hingga kreasinya ya cuma mawar flanel yang gue jualin di wawawisky flanel saat ini. gue merasa bangga sebetulnya bisa menghasilkan produk itu dengan ilmu yang gue temukan sendiri. *halah, macam profesor aja gue ngomong begitu*

Terkadang, pengen banget punya waktu banyak untuk crafting. gue pernah mengkhayal suatu hari bisa punya kantor atau ruangan khusus untuk crafting. di mana di tempat itu, gue bisa menjahit dan berkreasi kapan aja tanpa harus diganggu banyak orang. nanti dekorasi ruangannya gue juga yang buat. ada rak khusus flanel, rak khusus material seperti benang-jarum-payet-dll, ada rak khusus pita, dan masih banyak lagi. huaaaaah terus hasil karya gue dari mawar, gantungan kunci, dan boneka bisa dipajang di sana. Senangnya... :3

Kapan ya bisa mewujudkan semua itu?
Selain berkreasi dengan flanel, kegiatan craft yang laun yg gue suka itu scrapbooking, making a card, wrapping a gift, dan lain-lain. Bahagia rasanya kalau suatu hari itu semua bisa dijadikan bisnis :D :D
Jadi gue kerjanya sesuai dengan hobi. Tapi, apa boleh?

Semoga Tuhan selalu bersama gue aja deh kalo gitu. Amin :")

18 Oktober 2013

Hei, you!






HAPPY DAY
AND
HAPPY FOR US

Outfits by owner
Hijab by @darameutia
Shoes by @melissajellyshoes

26 September 2013

Casual of Me

Sepulang kekasih dari Sorong Papua, rindu kami terbayar dengan keindahan dan kedamaian suasana pantai Jakarta.
Memang sih tidak seindah pantai yg ada di Kuta atau Parangtritis. Setidaknya, kami punya kenangan manis yg tertinggal di atas jembatab panjang di pantai utara Ancol.
Maybe, suatu hari bisa ke pantai yg sebenarnya berdua. Maybe, pas pra wedding. Wahahaha xP

22 Agustus 2013

Sejarah? Dislike banget.

IRS sudah disetujui di saat gue lagi galau mau skripsi atau nggak. jika jumlah sks 144 sudah tercapai, apa boleh ikutan skripsi? baru pengen drop mata kuliah sejarah indonesia dan sejarah korea kontemporer, taunya IRS sudah disetujui. PA gue memang kelewat rajin.

biasanya kalau IRS sudah disetujui itu bawaannya bahagia. tapi sekarang, gue malah jadi ragu, apa gue sanggup menjalani 7 matakuliah di semester tahun terakhir ini. sementara tadi temen gue bilang, semester ini waktunya fokus cari skripsi. aduuuuh, tobat.. tobat.. gue pusing sekarang.

seandainya gue boleh nonskrip dan seandainya gue skripsi pun sudah ketemu topiknya apa. ck

gue cuma gak suka sejarah, tapi gue pengen sks gue 21 semester ini. tuh, gue jadi galau sendiri kan? sekarang kalau sudah begini, gue terus maju atau mundur? omaigat.... di sini kedewasaan gue diuji. *apa sih, gak ada hubungannya! *ada!!!!!!

pusing puisng pusing! ck

13 Agustus 2013

Jodoh Pasti Bertemu - Afgan

Andai engkau tahu
Betapa ku mencinta
Selalu menjadikanmu
Isi dalam doaku

Ku tahu tak mudah
Menjadi yang kau pinta
Ku pasrahkan hatiku
Takdir kan menjawabnya

Jika aku bukan jalanmu
Ku berhenti mengharpkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu
Jodoh Pasti Bertemu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

akhir-akhir ini lagi suka-sukanya sama lagu ini, seharian nyanyiin atau menggumamkan lagu ini. bahkan udah dowload lagunya di internet dan diputer berulang-ulang. ada apa sih sebenernya sama lagu ini? kok bisa segitu memikatnya ya? ckck. gue sampe bingung.

dari penyanyi, ya siapa sih yg gak kenal Afgan. banyak cewek tergila-gila sama dia bahkan gue pun pengen gitu bisa deket atau sekedar salaman sama doi. haha. apa banget. kayak ABG aja ya gue. malu dah sama umur :p

kalau Afgan udah nyanyi, lagunya pasti mellow. kalau nggak mellow, ya liriknya itu loh bikin semua cewek (yg suka sama dia) langsung terhanyut dan klepek-klepek. pertama kali gue tau Afgan jadi penyanyi juga dari lagu 'Terima Kasih Cinta'-nya yg masih keren kalo didengerin sampe detik ini. sumpah ya itu lagu udah bikin gue terpikat sejak pertama kali denger. gile beneeeer si Afgan ini.

kalau dari makna di balik lirik 'Jodoh Pasti Bertemu' ini... haduh, pengen no comment tapi bibir komat-kamit terus nyanyi ini lagu wkwk. hmm... betapa mencintanya si tokoh ini dengan pasangannya ya, sampai dia pasrah kalau jodoh pasti ketemu. itu intinya. ya memang sih... jodoh itu rahasia Tuhan yg gak akan pernah diketahui oleh manusia. bahkan yg udah menikah aja belum tentu pasti udah jodoh. makanya banyak yg cerai~ *miris*

salut buat Afgan, udah bikin gue terhanyut sama lagu ini sekaligus memberikan gue inspirasi dalam novel gue selanjutnya dan keberlangsungan kehidupan cinta gue. halah, apa bangeeettt wkwk

1 Agustus 2013

katanya begini dan begitu :")

“yang penting kamu bahagia :* love you too :* “

“dulu aku lihat kamu biasa saja. eh kok makin ke sini aku melihat kamu makin cantik :D sekarang kamu makin modis sejak sama aku. Aku nyaman-nyaman saja selama dandanannya jadi anggun, manis, cantik, kalem, dsb :p I lop u”

“Selamat bulan baru, selama 2 tahun 7 bulan yaaah :* semoga jalan masih panjang buat kita :* ”

“Aku seneng hari ini sama kamu, makasih ya untuk tanggal satunya :* “

“Ah, kalo aku sih setiap hari adalah pdkt bersamamu :* “

“Aku nggak ada bosennya sama kamu masa :O “

“Aku pikir karena kita punya tujuan yg sama, selain itu kita saling membutuhkan :)”

 *******************************

Thirty First Months~

Nggak ada yg bisa nyangka kalau kami mampu bertahan sejauh ini. Dulu membayangkan satu tahun pertama saja nggak kepikiran, apalagi bisa sampai menginjak ke bulan ketigapuluh satu. Dikatakan amazing juga nggak amazing-amazing amat sih, tapi buat kami, ini merupakan prestasi yg luar biasa. Kami berdua sama-sama orang dengan tipikal yg nggak mampu pacaran lama-lama saat sebelum akhirnya dipertemukan. Paling lama pacaran, saya hanya mampu 8 bulan saat SMP kelas 3 dulu. Sedangkan pacar saya, juga 8 bulan masa terlama pacaran dengan mantan terakhirnya persis sebelum akhirnya ia bertemu dengan saya. Mungkin Tuhan punya rencana lain :)

Thirty first months.. banyak sekali pelajaran hidup yg kami temukan selama 31 bulan bersama: ke mana-mana selalu berdua (kecuali toilet). Hampir setiap hari, kami menjalani rutinitas berdua. Tempat tinggal saja yg masih beda dan kami berharap suatu hari tempat tinggal kami bisa satu atap (amin).

Pelajaran hidup yg paling menyentil kami dengan umur pacaran yg nggak sebentar ini, adalah sebuah tanggung jawab. Terlalu banyak permainan yg kami lakukan di bulan-bulan sebelumnya selama pacaran. Terlalu banyak menyepelekan. Betapa pentingnya sebuah tanggung jawab saat ini bagi kami . Sebab tanggung jawab yg membuat kami melangkah ke masa depan dengan lebih dewasa. Masih banyak yg harus kami pikirkan dengan kacamata dewasa di kehidupan mendatang. Kami justru takut, Tuhan memberikan tantangan yg lebih berat dari masa sekarang di kemudian hari dan kami nggak mampu untuk menerima tantangan itu.

Mungkin, umur ketigapuluh satu bulan ini merupakan awal yg baik untuk memulai semuanya dengan lebih dewasa, lebih fresh, dan lebih semangat. Main-main boleh, tapi harus ingat aturan dan batas. Kapan waktunya serius, kapan waktunya bersantai. Masih banyak yg harus kami tanggung untuk akhirnya kami bisa sampai ke hari itu. Ya, dan kami harus saling menguatkan, menyemangati, dan mengingatkan.

Persetan dengan segala macam tuduhan dari mulut-mulut dan hati yg tidak bertanggung jawab karena telah berprasangka buruk kepada kami. Itu urusan mereka. Biarlah mereka mengurus kami dengan pikiran-pikiran mereka sendiri. Kami punya jalan kami sendiri dan mereka hanya tau apa yg mereka lihat saja, tetapi mereka tidak berusaha untuk memahami di balik semua yg mereka lihat. Setiap orang punya kehidupannya masing-masing, termasuk kami. Terima kasih untuk para prasangka buruk yg dituduhkan pada kami. Semua itu kami anggap sebagai suntikan semangat untuk menjalani hari-hari kami lebih baik lagi. Maaf jika kami belum bisa berbalik mengurusi hidup kalian, karena kami masih bebernah diri :)

Untuk yg terkasih, Rizky Ramadhani.
Semangat yah untuk masa depan kita yg lebih baik. Insya Allah, semua sudah ada jalannya. Kita pasti bisa lebih dewasa dalam melangkah menuju masa depan. Semoga jalan masih akan panjang untuk kita berdua :* #kecupmanis #pelukhangat

31 Juli 2013

Tips Agar Tidak Tertipu dan Ditipu di Online Shop

Hai, para pencinta online shop :)
Happy firts August! Wish your dream will be come true <3

Masih pagi loh saya posting di blog. Iseng-iseng soalnya nggak bisa tidur lagi habis saur dan sholat subuh tadi. Sharing tentang belanja online yuk? Sepertinya, semua orang juga sudah kenal ya apa itu belanja online. Kalau saya perhatikan, akhir-akhir ini Online Shop itu sedang gila-gilaan loh di dunia perbelanjaan. Kenapa? Karena praktis dan nggak bikin capek. Itu alasan simpelnya. Tapiiiii... Jangan salah loh. Nggak selamanya tuh kalau belanja online itu enak dan mudah. Banyak juga loh ternyata kasus penipuan yg terjadi saat kita belanja online dan hal itu bisa merugikan kita sebagai pembeli atau penjual. Kalau sudah urusan duit, memang sensitif yah :p

Saya pribadi juga punya pengalaman di dunia olshop sebagai pembeli sekaligus penjual. Suka dukanya memang banyak. Sebagai penjual, saya sering sekali ditipu oleh banyak customer yang 'katanya' mau order di saya. Tapi, setelah ditunggu-tunggu hingga masa transfer total biaya lewat dari waktu yg disepakati, orang itu nggak muncul-muncul lagi. Kalau bahasa trendnya itu 'hit and run'. Pernah juga dulu waktu awal-awal bantu pacar jualan kaos via online. Senang rasanya baru mulai jualan sudah ada yg order. Customernya juga temen sendiri waktu SMA. Waktu itu sistem jualan kami memang belum jelas, namanya juga masih belajar. Jadi siapa ada yg pesan, kami catat, baru keesokannya kami cek ketersediaan barang di toko, dan langsung beli langsung dengan modal uang kami pribadi. Semacam ditalangi dulu, nanti kalau dia sudah bayar ya uang kita kembali. Tapi sialnya, sudah order banyak, pas diajak ketemuan bahkan sampai ditawari untuk diantar ke rumahnya, teman saya itu nggak juga balas menghubungi. Hiks, sedih ya. Bahkan temen sendiri tega loooh -,-

Untuk menghindari adanya hal-hal merugikan seperti contoh di atas, yuk kita lebih berhati-hati lagi, Dear :) Sebagai pembeli maupun penjual. Setidaknya, ini cara yg saya lakukan selama berkecimpung di dunia olshop. Siapa tau mempermudah jalanmu dan membuka wawasanmu tentang tata cara belanja online. Yuk, mariiii~

Kamu sebagai Penjual

  • Berikan deskripsi yg jelas apa yg kamu jual dan tawarkan. Misalnya, apa yang kamu jual, berapa harganya, adakah syarat dan ketentuan yg berlaku untuk beberapa produk, apakah produkmu termasuk barang handmade atau bukan, dan ketersediaan produkmu. Jangan lupa cantumkan nomor telepon atau kontak yg bisa dihubungi saat pembeli ingin order.
  • Tanggapi pertanyaan costumer dengan baik. Yg satu ini memang susah-susah gampanng, Dear. Sebab tipikal setiap costumer itu beda-beda. Ada yg bawel, ada yg nggak banyak maunya. Saya sarankan, sering-seringlah menggunakan emoticon senyum dalam interaksimu dengan costumer di media apapun. Hal ini memantu banyak loh, karena secara tidak langsung, kita akan dianggap sebagai penjual yg ramah dan baik hati. Costumer manapun akan lebih suka dengan penjual yg ramah, murah senyum, nggak jutek, dan cepat tanggap.
  • Peraturan dalam pembayaran harus jelas. Jangan pernah sekali-sekali meng-keep barang jika pembeli belum mentransfer/membayar DP total biaya yang harus dibayar. Jangan pernah ya, Dear... nanti kamu yg rugi kalau tau-tau pembelimu 'menghilang entah ke mana'. Ada baiknya, barang yang diorder baru bisa 'dibungkus' jika pembeli sudah transfer total biaya. Nah, jika dia bilang sudah mentransfer, jangan langsung percaya. Kalau bisa, mintalah bukti pembayarannya seperti struk transfer ATM atau slip setoran (jika transfer via teller). Manfaatkan juga media M-banking untuk mempermudahkanmu mengecek transferan yg masuk yah :)
  • Sesekali berikan diskon. Costumer amat sangat suka dengan DISKON, Dear. Saya rasa semua orang suka dengan potongan harga, hehe. Sesekali berikan potongan harga jika sudah menghitung total biaya yang harus dibayar. Misalnya, total belanja plus ongkir Rp. 154.000. Nah, katakan pada pembeli bahwa ia cukup menstrasfer Rp. 150.000 saja. Lihat apa yg akan terjadi? Potongan Rp. 4000 saja bisa membuatnya bahagia sekali dan akan mengatakan bahwa kamu adalah penjual yg baiiiiiik sekali. Hahaha. Ternyata, potongan harga sekecil apapun dapat memberikan efek psikologis yg baik, Dear :D
  • Usai mengirim barang orderan via paket, jangan lupa kirimkan nomor resi kepada pembeli. Agar ia percaya bahwa kamu telah mengirimkan pesanannya dengan baik dan ia bisa mengecek barangnya sudah sampai di mana, apakah masih jauh dari rumahnya atau sudah dekat. Setidaknya, itu akan mengurangi pekerjaanmu untuk mengecek-cek orderan yg sudah dikirim.
  • Jangan lupa ucapkan terima kasih kepada pembeli, sekalipun kamu sebagai penjual. Hal ini akan membuat pembeli merasa derajatnya dinaikkan olehmu karena telah mampir dan belanja di toko onlinemu ;)
Kamu sebagai Pembeli

  • Jangan mudah tergiur dengan harga murah yg ditawarkan oleh beberapa toko online. Belanja online memang susah-susah gampang, Dear. Kelebihannya, kamu bisa membeli apa saja tanpa harus membuang banyak tenaga dan biaya. Tapi kekurangannya, kamu tidak bisa menyentuh ataupun mengetahui kualitas barang yg akan kamu beli. Harga murah belum tentu kualitas baik. Tetapi harga mahal juga belum tentu barang 100% good looking. Terkadang, foto dengan barang yg sebenarnya tidak 100% sama persis. Jangan juga tertipu dengan efek yg ditampilkan di foto barang. Bisa saja itu editan. Nah, ada baiknya coba kamu bertanya sebelum membeli hingga kamu merasa yakin bahwa barang yg akan kamu order memang good quality.
  • Bukan hanya pembeli yg nakal, terkadang banyak juga penjual yg nakal. Dear, kamu harus cari tau apakah olshop yg kamu incar ini 'trusted' atau tidak. Sudah banyak kasusnya mengenao barang pesanan yg tidak juga sampai ke rumah pembeli setelah total biaya berhasil ditransfer. Ini namanya penipuan :( Untuk mengantisipasi hal ini, coba cek dengan cermat seperti keterangan yg ada di olshop tsb, mungkin alamatnya jelas atau tidak, nomor telepon dan kontak yg bisa dihubungi, foto-foto yg ditampilkan, dan lain-lain. Biasanya, olshop yg 'serius' itu mencantumkan kata 'TRUSTED' di keterangan olshopnya (tapi tetap harus waspada), juga ada yg mengupload foto-foto hasil chat penjual dengan pembelinya (seperti melakukan transaksi maupun chat dari si pembeli yang mengatakan bahwa barang yg diorder sudah sampai, kualitas baik, dll). Jika sudah yakin dan masih penasaran, segera hubungi olshopnya yah :D
  • Sebagai pembeli, kamu juga harus cerdas ya, Dear. Jangan lupa mengingatkan si penjual untuk meminta identitasmu agar barang yg kamu order sampai di rumahmu dengan selamat. Biasanya banyak juga penjual yg saking banyaknya kebanjiran orderan, sampai lupa menanyakan identitas pembelinya. Jangan lupa untuk mengingatkannya agar mengirim nomor resi jika paketmu sudah dikirim agar kamu lebih tenang. Dan jangan sekali-sekali kamu CANCEL jika sudah fix order. Sekalipun hanya online shop dan kamu tidak bertatap muka dengan penjual, tetap budayakan etika yg baik dalam menjalin hubungan antara penjual dan pembeli. Belanja apapun, di manapun, tetap ada batasan-batasan dan hukum-hukum yg berlaku, Dear :) Supaya sama-sama nyaman hehe
  • Segeralah transfer total biaya yang sudah disepakati dan kirim bukti transfernya tanpa harus ditanya dulu sama penjualnya. Jika kamu ingin orderan cepat sampai, ya jangan memperlambat kerja si penjual untuk mengurus orderanmu. Intinya, jangan mau enak sendiri ya, Dear :)
  • Dan terakhir, jangan lupa emoticon senyum dan ucapkan terima kasih :)
Semoga tips ini membantu ya, Dear. Terutama untuk kamu-kamu yg baru mulai belanja online. Jika ragu, coba sharing dengan teman atau saudaramu yg sudah terbiasa belanja online. Atau meminta bantuan kepada mereka untuk belanja atas nama mereka jika kamu masih ragu dan membutuhkan bantuan.

Intinya tetap waspada dan hati-hati ya, Dear. Jangan cepat terpancing dengan diskon atau harga murah, hehehe. Happy shopping ya, Dear :D