31 Maret 2013

Blue, Twilight, and Cluody

kapan yah terakhir kali ngepost? lupa. aniway hari ini gue mau nulis tentang perjalanan gue bareng wisky beberapa waktu lalu, hingga akhirnya kami menemukan sebuah harta karun. hehe

suatu sore, sepulang kelas Religi Jawa, wisky yang tadinya mau kumpul rapat eh gak jadi. sungguh senangnya hatiku karena sepanjang kelas Religi Jawa, harapan gue bisa jalan-jalan sore bareng doi sepulang kuliah. finally, berhasil berhasil, horay!

seperti biasa, gak pernah ada tujuan mau ke mana saat memutuskan untuk pergi dari kampus secepatnya. kami tinggalkan semua beban-beban kuliah di kampus tercinta, lalu meluncur menyusuri kota Depok yang....gersang. sedih deh, makin ke sini Depok makin gak punya pohon. kalau sing nih, deuuuuh, kulit wajah rasanya kayak kebakar. panas banget! beda banget deh jalanan yg ada di lingkungan kampus UI dengan yang di luar. di UI kan banyak pohon tuh, kalo di luar UI mah boro-boro pohon. gedung doang isinya. ck

kebetulan banget hari itu lagi agak-agak mendung. jadi gak begitu panas. motor wisky meluncur hingga akhirnya memasuki kawasan Citayem. iseng-iseng (seperti biasa), kami telusuri jalan-jalan yang belum pernah kami lewati sebelumnya. eh sampe-sampe di belakang stasiun Citayem.

keluar dari daerah situ, niatnya mau ke Situ Citayem. apa daya malah gak nemu. eh ketemu-ketemu justru sebuah tanah lapang yang BEGITU LUAS. gue menyebutnya padang ilalang Citayem. luasnya berhektar-hektar kayaknya. ada perkebunan melon dan semangka juga di situ. tapi sayangnya, tanah di sana bikin mata kelilipan terus. soalnya banyak motor yang lalu lalang dengan kecepatan tinggi, bikin ngebul! wusss~

well, inilah sedikit cuplikan kenang-kenangan yang kami dapat di sana. narsis dikit ah... :p

Salah Satu Sudut Padang Ilalang Citayem
Backgroundnya perkebunan semangka loh :O
Gak di mana-mana, pasti ada sampah -,-
Muka bete karena kecapekan :(
Antara Mendung dan Senja
Uniknya, di sana gue menemuka gapura.
tapi lebih tepatnya bangunan yg gajadi dibangun.
Foto dulu ah berdua sebelum bergegas pulang :D
Senang rasanya bisa foto-foto di sana. foto di padang ilalang ini merupakan foto keempat kalinya yang pernah gue lakukan dalam situasi dan lokasi yang berbeda. udah sejak SMA gue suka foto-foto dengan background padang ilalang. meskipun hanya kamera handphone...
ya boleh lah yah kalau ada yang pengen foto-foto di padang ilalang dan butuh model, gue siap :D
hahaha!

Sampai jumpa di cerita berikutnya yah :)



Clothes by Kinne Clothes
Hijab, jeans, shoes by owner collection
Fotografer by Lovely Rizky Ramadhani
Location at Padang Ilalang kecamatan Bojong gede,
dekat Stasiun Citayem

23 Maret 2013

Surat Cinta untuk Mochi :)

dear mochi,

hai, apa kabar? semoga kamu selalu baik-baik saja. meskipun rasanya, kamu memang akan selalu baik-baik saja di sana. sebab tak ada tempat terbaik lainnya untukmu selain tempatmu sekarang.

mochi, tahukah kamu? sepertinya aku merindukanmu. ya, bukan sepertinya lagi. tapi aku memang kangen kamu pagi ini. atau karena mimpi semalam makanya aku merindukanmu? semalam aku bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang ternyata mengidap kanker, sepertimu.. wajahnya yang tak biasa, pucat dan lesu.. sedikit mengutupi ketampanannya. meskipun senyumnya tetap senyum terbaik yang pernah dimilikinya dan kulihat... mungkinkah itu sosok menyerupaimu? mungkinkah itu bayangan seperti apa dirimu dulu? mungkinkah.. mimpi itu ingin menunjukkanmu saat kau terbaring tak berdaya?

mochi, ingat dengan perkenalan pertama kita hingga akhirnya kita akrab satu sama lain? kelas 3 SMP waktu itu, menjelang perpisahan sekolah, Bu Mirda memilih kita sebagai anggota vocal group untuk acara perpisahan nanti. latihan selama beberapa minggu setiap hari, membuat aku dan kamu akrab. ada tawa canda yang saling mendera di perpustakaan kecil sekolah kala itu.. ada senyum sapa di setiap sudut bangunan sekolah kala kita bertatap di jam istirahat.. masih ingatkah kamu akan kenangan itu?

sejak itu, aku mengenalmu. mencoba mengenalmu lebih dekat, lebih akrab. layaknya baru mengenal teman baru. senang rasanya. ada obrolan yang terus berlanjut, hingga akhirnya acara perpisahan sekolah pun tiba. dan aku sakit.. tak bisa mengikuti acara, hanya berdiam di kamar. dari jendela kamar penginapan, aku memperhatikan penampilan kalian di panggung. sangat meriah.. sayang aku tak bisa ikut meramaikan..

mochi, tidak ada yang pernah bisa menyangka bahwa hari perpisahan sekolah waktu itu, memang hari-hari terakhir aku bisa dekat denganmu, menyapamu, ngobrol denganmu, atau sekedar melihatmu dari jauh. dan kupastikan kamu adalah pemuda yang sehat, kuat, tangguh, dan penuh semangat.. sejak kita pisah SMA, aku mulai jarang mendengar kabarmu. yang kutahu, ternyata teman sekelasku ada yang mengenalmu juga. namanya Munir. pasti kamu kenal. kan? aku juga samar-samar mendengar kabarmu lewat Fitri dan Ayu. senang bisa mendengar kabarmu sehat-sehat saja di sana.

tapi mochi, begitu aku mendengar kamu masuk rumah sakit, sejujurnya aku gak percaya. aku hanya bisa berdoa semoga kamu cepat sembuh dan penyakitmu memang benar-benar hanya penyakit biasa. hanya butuh opname sebentar. tapi... huff.. (speechless).

mochi, aku kangen kamu.. aku kangen kamu, kangen kamu..
maafkan aku yang tak sempat menjengkumu di rumah sakit saat kamu dirawat waktu itu..
maafkan aku yang tak sempat mengucapkan ulang tahun di tahun terakhirmu bisa menikmati tanggal 30 November waktu itu..
maafkan aku yang tak sempat menanyakan kabarmu ataupun menghubungimu sejak kita sama-sama masuk SMA..
maafkan aku atas semua perlakuan dan kata-kataku yang tak berkenan di hatimu..
di sini.. aku selalu menangis dan teriris jika mengingat semua hal yang tak sempat kulakukan padamu..
jika waktu bisa diulang.. aku ingin menjengukmu, menengokmu, melihat wajahmu yang selalu ganteng sekalipun dalam keadaan sakit, mengucapkanmu selamat ulang tahun, semuanya... maafkan aku...

di antara aku dan kamu, tak pernah ada yang tahu mengapa Tuhan memisahkan kita secepat ini. mengapa Tuhan mengenalkanmu padaku di waktu yang begitu singkat.. aku selalu bertanya-tanya mengapa penyakit leukimia itu harus kamu yang mengidap? sementara yang kutahu kau adalah pemuda yang sehat, semangat, ceria, dan penuh dengan impian dan cita-cita...

aku teringat mimpiku semalam,
aku datang ke dalam sebuah kamar, memanggil sebuah nama dengan riangku, kau menoleh dan tersenyum, sesegera mungkin kupeluk dirimu penuh rindu... aku menangis di bahumu seakan tak ingin berpisah. aku terisak dalam pelukan seakan tak ingin kau pergi begitu saja.. pelukan itu mungkin tanda bukti bahwa aku sangat-sangat merindukanmu... sangat kangen... sangat ingin menyentuhmu dengan begitu nyata.

mochi,
semoga surga Tuhan selalu menjadi tempatmu yang paling indah. semoga keberadaanmu di sana bersama ayahmu selalu dipenuhi dengan kebahagiaan yang tak terbatas. semoga doa-doa dari para teman-teman dan sahabat-sahabatmu selalu menyertai langkahmu di sana. dan semoga kasih cinta ibu dan kakak perempuanmu selalu tercurhakan untumu dan ayahmu...

mochi,
terima kasih sudah hadir ke dalam mimpiku semalam untuk yang kesekian kalinya. terima kasih atas perkenalan yang singkat tetapi meninggalkan kehangatan dan kerinduan yang akan tetap ada sampai kapanpun. terima kasih atas pertemanan ini.. terima kasih atas pertemuan yang tak terhitung jamnya, membuat hari-hariku terlukis oleh satu kisah tak bernama, kisah yang akan selalu dikenang..

mochi, mochi, mochi..
kamu akan tetap selalu ada dalam ingatan dan hati kami sahabatku, M. Fikri Ferdiansyah :)

20 Maret 2013

Bergandengan Tangan = Aku + Kamu

sebelum melanjutkan baca post ini, coba jawab dulu pertanyaan saya. kamu punya pacar? kamu pernah punya pacar? kalau kamu (pernah) punya pacar, berarti kamu gak akan kesulitan untuk mengerti saat membaca post ini. lalu, yg jomblo bagaimana? jangan kuatir, mblo, post ini juga boleh dibaca oleh para jomblowan dan jomblowati dari komunitas jojoba, kok :)

saya rasa, sekalipun jomblo, pasti kamu pernah merasakan bagaimana rasanya tertarik, kagum, naksir, suka, sayang, dan cinta dengan seseorang, kan? meskipun ada yang di-PHP-in atau malah "gak dapet" sama sekali alia ditolak. tetapi, bukan itu yang akan dibahas di sini, kok. sebelum lanjut, coba jawab, kamu pernah bergandengan tangan dengan pacarmu atau orang yang kamu suka? :)

jika pernah, apa yang kamu rasakan? jika tidak pernah, tetapi kamu pernah melihat sepasang kekasih atau dua insan manusia bergandengan tangan, kan?

guys, pernah gak sih kalian berpikir, sebenarnya buat apa ya cewek sama cowok memutuskan untuk bergandengan tangan? kamu sendiri, kenapa menggandeng tangan pacarmu? atau memutuskan untuk memberanikan diri menggenggam jemarinya saat berjalan berdampingan? padahal yang kamu gandeng bukan pacarmu, hanya orang yang kamu suka. atau malah, pacar orang lain.. (yang terakhir jangan ditiru, hehehe).

nah, ini dia nih yang sempat ditanyakan sama pacar saya waktu kita lagi jalan di menuju parkiran Depok Town Center berniat pulang setelah makan spageti di McD. gara-garanya waktu kita lagi jalan--tanpa gandengan--melihat di depan kita ada pasangan yang gandengan tangan. tercetuslah pertanyaan aneh dari pacar saya, katanya, "Ra, menurut kamu, kenapa sih orang pacaran itu gandengan tangan?".

kalau kalian, jawab apa?

saya pribadi punya jawaban tersendiri untuk menjawab pertanyaan itu. sebab, setelah diresapi, ternyata ada banyak makna loh mengapa pasangan kekasih atau pasangan teman tapi mesra itu bergandengan tangan. yuk, simak sama-sama :)




pertama, naluriah.
yang namanya naluri itu sudah pasti ada dalam diri manusia bahkan sejak lahir. apalagi bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta, ada gejolak-gejolak dalam diri mereka yang membuat mereka melakukan hal-hal tanpa sadar, tanpa rencana, tanpa prediksi. naluri itu, kan, insting. instingnya orang yang sedang jatuh cinta, salah satunya adalah adanya dorongan atau keinginan untuk menyentuh, mengenggam, bahkan menggandeng tangan orang yang disukainya. terkadang kesadaran mereka akan perbuatan tersebut justru saat semuanya sudah terjadi, sudah lewat. entah itu disadarkan dengan cara si kekasih balas menggenggam jemarimu, atau malah melepasnya (mungkin karena malu, hihi).

kedua, ada rasa aman dan terlindungi.
saya sebagai cewek, merasakan sekali poin yang kedua ini saat kekasih saya menggandeng tangan saya. biasanya saat sedang menyebrang atau berjalan di antara kerumunan banyak orang seperti di terminal atau pasar. cewek, memang makhluk yang butuh perlindungan sedangkan cowok, makhluk yang tangguh melalui rasa aman yang diberikan. percaya deh, ada 'power' yang mengalir saat akhirnya kedua tangan disatukan. dulu, ada pengalaman saat saya dan kekasih masih pedekate, belum jadian. suatu hari, saya terkejut saat akhirnya ada sebuah tangan menggenggam erat tangan saya ketika menyebrang jalan raya. saya hanya tersenyum saat menyadari hal itu, sementara ia terus menggandeng dengan kepercayaan diri yang kuat. sampai akhirnya kita tiba di seberang dengan senyum malu dan salah tingkah. sejak saat itu, saya merasa bahwa cowok seperti inilah yang saya butuhkan, yang mampu memberikan rasa aman dan perlindungan.

ketiga, simbol kepemilikan.
kamu pasti sering melihat banyak pasangan yang bergandengan tangan di tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, taman wisata, bahkan kampus. apa yang terpikirkan pertama kali saat melihat pemandangan itu? yang paling sering muncul adalah opini batin seperti "pasti mereka pacaran", baru disusul dengan opini batin lainnya seperti "sejak kapan pacaran?", "itu pacarnya?", "kok serasi ya?", atau malah "kok pacarnya jelek, sih? gak cocok." (sadiiiisss.. siapa tuh yg pernah ngomong gitu? coba ngaca bareng pacar, hehe).
ada simbol "merasa memiliki" saat bergandengan tangan. saya pribadi sih, hobi banget gandeng tangan kekasih saat jalan-jalan, di mana pun tempatnya. untuk apa? untuk menyiratkan bahwa ada status kepemilikian di antara kami berdua. saya rasa, kamu, kalian, bahkan orang lain pun akan setuju dengan poin ini. kalau gak merasa memiliki sih, ya buat apa gandengan tangan? kalau orang yang disuka atau pacarnya hilang digandeng orang lain sih, ya mereka gak akan merasa kehilangan karena gak menggandeng. hal itu karena belum adanya rasa memiliki di antara keduanya atau salah satunya. coba lirik di sebelahmu, ada kekasih yang berharap digenggam tangannya olehmu... :)

keempat, suasana romantis.
romantis gak harus makan berdua pakai lilin di pinggir pantai, kok. cukup dengan duduk berdua atau jalan bareng di sebelah kekasihmu, lalu genggam jemarinya perlahan. tak berapa lama kemudian, rasakan detak jantungmu. ada perubahan? semakin cepat? lalu beranikan diri tatap kekasihmu. dan rasakan sensasinya :)





semoga, setelah membaca post ini, ada banyak hati yang tak lagi merasa takut untuk menggenggam tangan kekasihnya. ada banyak hati yang merasa aman dan romantis begitu jemarinya digenggam erat. semoga, banyak para jomblo yang akhirnya mengakhiri status kejombloannya, hihihi..

see you next :3



Clothes: 
owner collection
Place:
1. Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan
2. Auditroium gd. 4 FIB UI (Apresiasi KMSJ FIB UI)
Fotografer: 
Nurani Dewi and Zenny Rahmawanti

16 Maret 2013

Salem in PBJ UI 2012

waktu menunjukkan pukul 1 dini hari dan gue belum kepingin tidur. pacar baru sampe rumahya setelah menempuh perjalanan yg melelahkan dari Garut ke Depok. well.. sekarang kayaknya dia ketiduran, sms ku tak dibalas-balas. hiks..

jadi, malam ini mau post keceriaan pas acara Pekan Budaya Jawa UI 2012 sekitar bulan November tahun lalu. waktu hari pertama, semua panitia diwajibkan memakan kebaya (cewek) dan kemeja (cowok). lagi-lagi, keluar deh kebaya yang dibuat khusus wisuda SMA 2 tahun lalu. kebetulan banget gue sengaja pake kebaya warna cream/salem ini supaya bisa senada dengan kemeja wisky. tapi.. pas difoto, ternyata warnanya serupa tapi tak sama hehehe..

bermodalkan keahlian zenny dalam mengaplikasikan jilbab, jadilah hari itu moment para hijabers bergentayangan di FIB. karena semua panitia yg cewek berjilbab, jilbabnya 1 model semua. hasilnya, beautiful :3

with Ken Kinasih

with my friends: Winda Tiswati, Zenny R, Marina Dwija, Galuh S, and me.

ini hasil jepretan Asti Diautami loh

kalo ini.. with my R <3

kebaya and hijab paris by own collection (me), kemeja Alisan (Rizky)
pink wedges by St. Yves
fotografer by Asti Diautami and Arie Tursino
location at Auditorium Gedung 9 FIB UI

12 Maret 2013

Deskripsi Naskah Kuranta Bolong, Kode AH. 22

Deskripsi Naskah Kuranta Bolong, AH. 22

Naskah dengan nomor koleksi LT 169 ini telah tercatat dalam Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara, Jilid 3A, Fakultas Sastra Indonesia. Naskah ini tercatat dengan judul "Kuranta Bolong", beraksara Bali dan berbahasa Jawa Kuna. Alas tulis yang digunakan adalah lontar. Sampul naskah ini berbahan dasar kayu, di bagian sampul depan maupun belakang. Sampul naskah berukuran panjang 45 cm dan lebar 3,2 cm. Warna sampul naskah ini yaitu warna cokelat tua selayaknya warna kayu pada umumnya. Pada bagian sisi kanan sampul depan terdapat sebuah tulisan aksara Bali yang dibaca "kuranta" sedangkan pada bagian sisi kiri terdapat tulisan beraksara latin berupa "Kuranta Bolong Kelangkung" yang ditulis di kertas putih menggunakan pensil. Kertas putih itu di tempel di bagian sisi kiri sampul depan tersebut. Diduga kemungkinan besar bahwa "Kuranta Bolong" merupakan judul dari naskah ini.

Banyaknya halaman naskah ini yaitu berjumlah 37 halaman atau lempir. Jilidan naskah ini pun dalam kondisi baik. Lempir demi lempir naskah ini disatukan dengan cara bagian tengahnya dibolongi untuk jilidan. Jilidan naskah ini berupa tali putih yang dikepang--semacam tali tambang kecil--dengan kondisi yang sama baik.

Apabila sampul depan naskah ini dibuka, tampilan pertama yang terlihat yaitu sebuah lempir bertuliskan (       ) atau biasa disebut dengan kelopak naskah. Begitu lempir selanjutnya dilihat, terdapat teks dengan nomor lempir pertama atau halaman pertama. Ukuran alas tulis naskah ini yaitu panjang 44,9 cm dan lebar 3,2 cm. Ukuran ini nyaris seukuran dengan sampul naskah. Tiap lempir berisi teks dengan jumlah 4 baris teks. Blok teks berukuran 38,5 cm x 3 cm. Setiap helainya, lontar ini diberi tanda A dan B pada sisi yang berlawanan. Pada sisi kiri dan kanan tiap helai lontar diberi garis tepi berwarna hitam. Keseluruhan, naskah ini berjumlah 19 helai.

Pada lempir B (       ) terdapat coretan karena adanya kesalahan tulis. Sebanyak dua gambar juga muncul pada lempir A (         ) dan B sedangkan pada halaman (           ) dan (           ) terdapat kerusakan mekanis bagian bawah teks. Kemungkinan sentuhan fisik yang menyebabkan adanya keretakan pada lempir ini, seperti patah dalam ukuran kecil. Halaman (            ) A dan B terdapat garis bantu pada tiap baris teks. Sementara itu, pada lempir terakhir naskah, hanya terdapat dua barus teks saja. Warna teks yaitu hitam, kemungkinan ditulis menggunakan pengutik dan dalam kondisi baik sehingga masih dapat dengan mudah dibaca. Kecuali pada sampul naskah, judul ditulis menggunakan pensil. Isi teks berbentuk prosa. Dalam naskah tersebut, tidak terdapat keterangan yang jelas terkait asal-usul naskah maupun penyalinan naskah.

Ngalembana Tiyang Estri

Sanadyan ngubengi saindhenging jagad, lelana njajah nagara, ngubengi gisiking segara, munggahi puncak gunung, nlasak alas gung liwang liwung, lan ngudhuni jurang trebis, mokal tinemu (wanita) kang madha rupa karo (sliramu) sira pupujaningwang. Mbokmenawa ing dhasaring bumi, ndhuwuring langit, lan sajroning segara, ananging ora ana sing ngerti. Sanadyan pangiraku ing tribuwana, anaa sing madha sliramu, tetep ngeresepake ing ati anggonmu sumeh. Milane para Hyang ngutamakake para wanita ing bumi kang badhanipun sedheng sedhet, anggone lelewa milangoni jalaran dhemes lan sembada anggonmu tumindak. Kayadene tansah ngumala lan gawe merak ati, sarta pitutur kang manis gapyuk, tumindakmu kang sigaraning nyawa. Juwawut geng kang salaga, pari kudu sun ngengeri*. 

Meskipun berkeliling ke penjuru dunia, menjelajahi banyak negara, menyusuri tepi pantai, mendaki puncak gunung, menerobos hutan rimba, dan menuruni jurang tanpa batas, mustahil kutemukan (wanita) sosok yang serupa dengan(mu) pujaanku. Barangkali di dasar bumi, di atas langit, dan di dalam samudra, tak ada yang mampu mengerti. Meskipun dugaanku pada tiga dunia, akan ada yang serupa denganmu, tetap murah senyummu yang paling berkesan dalam hatiku. Oleh karenanya, para Dewa mengutamakan para wanita di bumi yang perawakannya sesuai, dalam bersikap ia buat mempesona, sebab serba pantas ia berperilaku. Seperti selalu bersinar dan menarik hati, serta kata-kata yang manis dan memikat, tingkah lakumu bak belahan jiwa. Juwawut geng kang salaga, pari kudu sun ngengeri*.

Catatan: (*) Kalimat berikut merupakan wangsalan dengan makna tersendiri, tidak bisa diartikan dengan bahasa Indonesia secara gamblang atau pas.