29 Januari 2014

Surat, Kartu Pos, dan Perangko

sekitar setengah jam yang lalu, gue baru saja kirim surat dan kartu pos di kantor pos yang ada di perpus UI. ini adalah kali pertama gue kirim surat dan kartu pos pakai perangko. rasanya deg-deg-an banget! kenapa? karena ya pertama kali. ada perasaan nggak ngerti dan takut salah. apalagi bapak-bapak yg jaga di kantor pos agak-agak jutek gitu hehe ^^

tadi gue kirim dua surat dan satu kartu pos. cerita dulu deh, semua ini berawal gara-gara gue sering lihat temen gue upload foto-foto lucu tentang surat, perangko, dan kartu pos di akun Instagramnya. dilihat-lihat, kayaknya seru juga. akhirnya gue cari tau sebenernya dia lagi ngapain sih. dan akhirnya gue tahu kalau fenomena untuk berkirim surat dan kartu pos sedang ngeits banget saat ini.

sebenernya fenomena kayak gini, gue udah pernah diajakin setahun yg lalu. cuma, dasarnya gue nggak mau ribet, akhirnya gue nggak ikut-ikutan. jujur, sekarang gue tertarik nih untuk ikut-ikutan kirim surat dan kartu pos. karena surat yang kita kirim itu nggak harus kaku dengan kertas berwarna putih dan beramplop polos. kita bisa hias surat dan amplop sesuka kita dan semenarik mungkin. nah, kerjaan menghias dan membungkus kayak gini kan hobi gue banget!

tiga hari yang lalu gue dapet surat dari dua orang. nah hari ini, surat mereka gue balas. satu surat menuju semarang, satu surat lainnya menuju jakarta. dan satu kartu pos menuju bogor. wow, selama menulis surat dan membungkusnya dengan amplop coklat buatan gue sendiri, gue menikmati banget proses itu.

gue berterimakasih banget buat teman gue, namanya patre, yang udah ngenalin gue dengan cardtopost.com! akhirnya gue berani juga untuk memulai kegiatan menyenangkan ini. barusan, gue juga udah minta 5 alamat orang lewat web cardtopost.com untuk bertukur kartu pos. wilayahnya masih nusantara sih... tapi ya memang rang-orang di nusantara kok yang lagi gue cari.

gue bukannya nggak mau kirim-kirim surat dengan orang di luar Indonesia. gue hanya belum siap batin kirim surat ke luar negeri hahaha (bilang aja lo takut, ra) karena banyak yang harus gue benahi kalo mau kirim-kirim surat sama orang luar. pertama: bahasa inggris! *plak

yaa.. untuk permulaan, perdalam perkenalan dengan sesama anak negeri lah. untuk yang luar negeri, next time mungkin bisa :)

nah, kamu gimana? yuk, ikutan kirim-kirim surat dan kartu pos! yang berminat tukeran kartu pos dan berkirim surat ke gue, hubungi gue via email ya!

email: raraindah.novanindyah@gmail.com ^^

26 Januari 2014

Ketika Cemburu Menyelimutimu

Akhir-akhir ini kamu cemburuan. Ya, sangat cemburuan.
Apapun sikapku, jika bersama pria itu, akan selalu salah di matamu.
Apapun yang kulakukan, sekalipun hanya menyapa apa kabar, jika kepada pria itu, akan selalu ada mata-matamu yang mengawasi.

Terkadang, saat bersama pria itu, aku telah bersikap wajar dan tak berlebihan seperti dulu.
Aku mengakui bahwa dulu aku memang mencari cara agar mendapat perhatiannya.
Kini, aku berbeda. Aku berusaha untuk memahamimu. Menghormatimu, menghargaimu sebagai kekasihku.
Tapi...
Entah dari sisi mana kau melihat aku masih sama seperti yang dulu.
Kau bilang aku selalu memperlakukan pria itu dengan cara yang beda dibanding aku bersama yang lainnya.
Kau bilang tatapanku tak bisa berbohong, dan kau selalu menangkap bahwa tatapanku teramat dalam masuk ke dalam tatapannya.

Tuhan...
Apakah kesempatanku sudah habis?
Aku tahu aku salah. Sangat salah. Sangat berisiko. Jika kau bukan kau, mungkin aku sudah dicampakkan. Sudah ditinggalkan, dan dilupakan.
Tapi kau adalah kau. Yang selalu mau membuka pintu maaf yang sebesar-besarnya untukku yang pengkhianat ini.

Kau harus tahu.. Bahwa aku takut saat kau cemburu.
Aku takut kau tak mampu mengontrol emosimu. Kau akan melakukan kesalahan tidak di hadapanku saja. tetapi juga di hadapan orang lain. Maka mereka akan tahu ada sesuatu di antara kita.
Aku juga takut.. cemburumu akan lebih menyakitiku, lebih dari ini.

Kau telah memberiku pilihan waktu itu.
Dan aku telah berusaha untuk memilih dan berkomitmen atas pilihanku.
Lalu mengapa alam bawah sadarmu selalu berkata begitu?!

Mungkin alam bawah sadarmu terlanjur amat kecewa dan marah. Hanya saja kenyataannya kau tak mampu berbuat apa-apa.. 

Ketahuilah, aku masih menyayangimu. Aku masih berusaha menjadi yang pantas untukmu..
Aku selalu berusaha agar tak ada yang sia-sia.. Aku mohon.. Jangan membuatku takut lebih dari ini.. 

24 Januari 2014

Cerbung (Part II)

Kacau. Dan semuanya gara-gara Indra.

Sepanjang perjalanan, air mataku nggak juga berhenti mengalir. Supir taksi sejak tadi pasti sudah penasaran atau malah kebingungan melihatku terus-terusan menangis di kursi belakang. Jengkel beradu pedih itu rasanya membuat dada sesak. Cewek memang bisanya cuma nangis saat nggak tahu lagi harus bagaimana untuk menghadapi masalahnya.

Sekitar lima menit lalu, aku meninggalkan Indra di depan toko kue. Aku nggak peduli berapa ratus kali dia mengetuk-ketuk kaca jendela mobil agar aku keluar dan tak jadi pulang. Aku butuh waktu untuk sendiri.

Tak berapa lama kemudian, handphone-ku berdering. Kulihat di layar handphone, sahabatku yang menghubungi. Dengan kesal, akhirnya kuangkat juga telepon darinya.

"Halo," kataku.

"Halo, Sy! Di mana lo?" tanya sahabatku di seberang sana. Mendengar nadanya, sepertinya dia panik.

"Taksi."

"Iya, di mana?"

"Kenapa sih emangnya? Lo bukannya lagi masuk kerja ya hari ini?" tanyaku kesal.

"Iya, tapi gue lagi istirahat. Tadi Indra nelpon gue, katanya kalian berantem? Ada apa lagi sih, Sy?"

"Indra tuh ya?!" aku memejamkan mata sambil menahan kekesalanku mengetahui Indra yang begitu mudahnya mencari orang lain dan menceritakan masalahnya. "Bisa nggak sih dia nggak membawa-bawa orang lain di saat lagi ada masalah sama gue,"

"Jadi gue orang lain, Sy?" protes Tata.

"Setidaknya tuh dia menyelesaikannya sendiri, Ta!"

"Dia panik kali, Sy, lo tiba-tiba ngamuk nggak jelas dan pergi ninggalin dia begitu aja. Lo juga dong, jangan melulu nyalahin Indra yang apa-apa bawa orang lain. Lo sendiri, udah cukup dewasa menyelesaikan masalah lo dengan cara pergi ninggalin semuanya begitu aja kayak sekarang?"

"Lo nggak ngerti, Ta!"

"Lo yang nggak mau membuat diri lo sendiri untuk lebih mengerti sama keadaan yang lagi terjadi, Sy. Lo ada masalah, tapi lo nggak menceritakan masalah lo apa. Gimana Indra mau ngerti kalo lo merasa terganggu dengan kegiatannya? Tapi lo juga nggak bisa ninggalin dia begitu aja,"

"Terus semuanya salah gue? Ta, selama ini siapa sih yang lebih sering pergi? Indra, Ta! Dia nggak pernah sedikitpun mikirin perasaan gue saat dia naik gunung inilah, itulah, ke sanalah, ke sinilah. Nggak, Ta! Dia nggak tau gimana kuatirnya gue saat nggak juga dapet kabar dari dia selama berhari-hari, berminggu-minggu. Yang dia tau itu cuma bagaimana caranya berhasil sampai puncak gunung satu dan lainnya!"

"Ya lo bilang dong sama Indra, jangan lo ceritain hal yang sama aja kayak gini ke gue. Bukan gue yang harus tau tentang perasaan lo, Sy, tapi Indra..." kalimat terakhir Tata terdengar lebih lembut dari sebelumnya. Bibirku bergetar menahan tangis yang tiada hentinya.

Pikiranku berputar-putar membuatku pusing. Hatiku terus saja menyalahkan Indra. Sementara mulutku tak lagi mampu mengeluarkan kata-kata. Kutahan tangisku dengan mengigit bibir bawahku. Tak kuat lagi, kulepas isak tangis yang tertahan sejak tadi.

Sengaja, kumatikan tombol power di handphoneku agar tak ada seorang pun dapat mengubungiku. Benarkah Indra khawatir padaku? Benarkah Indra bingung dengan sikapku ini? Benarkah selama ini Indra tidak mengerti apa yang kumaksud selama ini? Benarkah aku terlalu sibuk memikirkan diriku sendiri?

Nggak adil. Ini nggak adil. Harusnya Indra tahu bagaimana seorang perempuan terlebih pacarnya sendiri saat ditinggal berhari-hari tanpa kabar ke tempat-tempat berbahaya seperti di alam bebas sana. Seharusnya Indra tahu apa yang harus dia katakan untuk sekadar menenangkanku selama dia pergi. Tak bisakah dia memahami itu? Apakah harus aku juga yang mengatakannya?

Satu tahun pacaran, hampir lebih sering sendirian dibanding berdua dengan Indra. Apa ini yang namanya pacaran? Oke, terserah Indra sekarang maunya apa. Aku nggak peduli. Dia mau naik gunung sesering apapun, aku nggak akan peduli lagi. Dia harus tahu, dia harus mengerti bagaimana rasanya jika tak ada lagi yang memperhatikannya seperti dulu.

(Bersambung)


23 Januari 2014

Cerbung (Part I)

"Berangkat lagi?!"

Kesel nggak, sih, setelah berhari-hari nggak bisa ketemu pacar, begitu sekalinya ketemu, eh pacar udah mengabari kalau minggu depan akan berangkat naik gunung lagi. Nggak ketemu lagi. Nggak kontak-kontakkan lagi.

Itu yang aku rasakan sekarang. Pagi tadi, dengan semangat empat lima aku bangun pagi-pagi sekali demi hari ini. Ya, hari ini aku akan ketemuan dengan pacarku. Hari-hari seperti ini, sangat terasa spesial buatku. Sebab, kami sudah berhari-hari tidak bertemu dan saling kirim pesan via telepon. Pacarku baru saja pulang dari pendakiannya di gungung Sindoro-Sumbing. Kini, perasaan bahagiaku dan angan-angan bisa memadu rindu hari ini, pupus sudah.

Aku duduk di kursiku dengan pandangan marah, jengkel. kutatap pacarku yang duduk di hadapanku dengan perasaan biasa saja. Seolah-olah keterkejutanku tadi merupakan hal biasa baginya.

"Iya nih, minggu depan aku ke Semeru, Ndut. Ah, aku seneng banget, Ndut, waktu Aldo bilang di perjalanan pulang kemarin kalau kita semua akan ke Semeru minggu depan. Kerennya lagi, Aldo bahkan sudah mempersiapkan semuanya. Aku sama anak-anak tinggal berangkat aja."

Masih kupandangi wajah pacarku yang berbinar-binar saat bercerita. Aku geram sekali rasanya. Seolah-olah ia bahagia sendiri. Saat dia bercerita tentang kegembiraannya itu, apa dia memikirkan perasaanku?

"Ndut," kini Indra menatapku agak lama setelah dia ketawa-ketiwi sambil menyantap Red Velvetnya. "Kenapa sih, kok diem? Pasti kamu juga kaget, ya?"

Apa dia bilang? Jelaslah aku kaget mendengar ceritanya. Bahkan saking kagetnya, aku jengkel sekali rasanya.

"Ndra, saat kamu naik gunung, kamu pernah mikirin aku?" kini aku melemah. Lebih tepatnya menahan amarah, seperti yang sudah-sudah.

"Loh, kok kamu nanya kayak gitu sih, Ndut?" tanya Indra bingung. "Ya pasti aku inget kamu lah, Sayang... Masa sama pacar aku sendiri, aku lupa," Indra melempar senyumnya yang sejak pertama kali bertemu hingga kini selalu membuatku jatuh cinta.

"Stop tersenyum kayak gitu sama aku, Ndra!" amarahku mulai tak mampu kukontrol. Suaraku meninggi begitu saja. Ada sesuatu yang membuat hatiku terasa sesak. Entahlah sejak kapan, kurasakan air mataku mulai menggenang.

"Kamu kenapa sih, Ndut? Kok jadi marah-marah?"

"Harusnya kamu mikir dulu sebelum kamu nanya kayak gitu!" jawabku. "Kamu tuh nggak pernah mikirin perasaan aku, Ndra! Apa kamu pernah nanya sama aku, gimana perasaan kamu saat kamu tinggal mendaki berhari-hari, berminggu-minggu? Tanpa kabar, tanpa pesan?!"

"Ndut... Kok jadi begini sih?" Indra mulai panik melihat amarahku lepas begitu saja. Ia berusaha menggenggam tanganku, tapi aku segera menepisnya. Air mataku terlanjur jatuh bersama kekesalan dan emosiku yang selama ini terpendam.

"Aku capek, Ndra. Aku capek kalau harus ditinggal-tinggal kamu terus. Aku juga butuh waktu... Kamu itu pacar aku, Ndra. Dan aku ini bukan mainan kesayangan kamu yang hanya kamu temui pada saat-saat tertentu saja. Kamu cerita panjang lebar tanpa kasih aku kesempatan untuk balik bercerita. Aku manusia, Ndra, aku juga punya perasaan. Aku bisa nangis, aku bisa marah!"

Kesal, jengkel, marah. Nafsu makanku hilang seketika. Padahal sejak berhari-hari yang lalu aku begitu menantikan hari ini, berkunjung ke toko kue dan mencicipi Red Velvet berdua dengan Indra. Bahkan tempat ini Indra yang merekomendasikan. Apalah arti penantianku jika sampai di sini, aku hanya mendengar Indra akan berangkat mendaki lagi.

Kuputuskan untuk menyudahi menyantap kue berwarna merah itu. Kulap bibirku dengan kasar dari sisa-sisa kue yang menempel di bibir. Lalu aku bangkit dengan gusar, dan pergi begitu saja.

Indra mengejarku. Tetapi ia tertahan karena harus membayar pesanan kami tadi. Aku tak peduli lagi dia meminta untuk ditunggu. Aku terus berjalan keluar toko begitu seorang pelayan membantu membukakan pintu. Kusunggingkan senyumku yang tertahan padanya sebagai ucapan terima kasih.

"Sissy! Tunggu, Sy!"

Aku dengar Indra berkali-kali memanggilku. Keputusanku bulat. Aku ingin pulang. Aku ingin menjauh darinya. Aku tak ingin bertemu dengannya. Dan aku tak peduli jika minggu depan Indra akan berangkat mendaki lagi.

Segeralah aku masuk ke dalam taksi kosong. Kukunci pintu dan kusuruh supir untuk segera menjalankan mobilnya. Teriakan Indra semakin mendekat. Indra mengetuk-ketuk kaca jelndela taksi yang kunaiki, berharap aku turun dan tidak pulang sendiri. Terlebih lagi dengan suasana kacau seperti ini. Bersamaan dengan itu, taksi melaju meninggalkan Indra yang berdiri mematung memandangiku pergi.

(Bersambung)

17 Januari 2014

Menjelang Valentine

Sadar nggak sadar, menjelang valentine bulan depan, hampir sebulan ini pesan masuk berdatangan tanpa nafas. Dari SMS, Whatsapp, dan Line, banyak orang ingin pesan bunga ke gue. Awalnya memang nggak sadar kalau motif pesan masuk yang datang bertubi-tubi itu karena sebentar lagi mau valentine. wah.. sayang juga rasanya karena gue belum bisa terima orderan lagi. Mengingat proposal skripsi belum juga selesai dan masih banyak yang harus direvisi.

www.wawawiskyflanel.blogspot.com
Teman-teman, mohon maaf sebesar-besar untuk respon yang sangat amat lambat sekali akhir-akhir ini. gue sebagai pemilik online shop wawawisky flanel lagi sibuuuuuk banget sama tugas akhir. kebetulan, semua bunga-bunga flanel itu gue sendiri yang buat. jadi selama gue sibuk, nggak ada orang lain yang bisa menggantikan untuk membuat orderan kalian. sebab dibutuhkan keterampilan dan nggak semua tangan bisa mirip dan serupa untuk membuat mawar flanel tersebut. sepertinya dibutuhkan waktu yg lama untuk mengajari satu atau dua orang agar cepat bisa membuat mawar flanel (khusus jadi pegawai wawawisky flanel), sayangnya gue belum ada niatan untuk buka lowongan :)

Tapi tenang yah teman-teman... Masih banyak jalan menuju Roma. Maka, banyak cara juga untuk memberikan hadiah spesial di hari valentine untuk orang-orang terkasih. Memang sih, valentine itu identik banget sama coklat dan bunga. gue juga menyadari, bahwa produk mawar flanel wawawisky ini punya peran penting di hari-hari spesial seperti valentine. mungkin karena pilihan warnanya yang menarik dan mawar flanel akan lebih awet jadi hadiah ketimbang mawar asli. Tapi tapi tapi... yuk kita pikirkan sama-sama karena di luar sana masih banyak benda-benda lucu untuk dijadikan kado. Harga pun relatif mau mahal atau murah, semua terserah kamu hehehe :p

Hadiah valentine itu biasanya selalu ada coklat. itu udah mainstream banget sih menurut gue. nah biar nggak umum, coba deh kasih coklat dalam bentuk yg berbeda. misalnya, coklat yg dijadikan hadiah bukan silverqueen atau cadburry dsb. tapi, pakai deh coklat koin yg dibungkus dgn kertas emas. itu lho coklat gopean jaman kita SD. Murah sih memang... tapi kamu bisa jadikan coklat itu jadi kelihatan MAHAL lho. Caranya coklatnya jangan hanya satu biji, tapi banyak. terserah jumlahnya berapa. lalu kamu kumpulkan coklat-coklat itu dalam satu toples dan kasih pita. di dalam toplesnya bisa kamu kasih kartu ucapan juga kok. Jaman sekarang, banyak model toples yg berkembang di pasaran. Km bisa beli di toko-toko furniture atau online shop di Instagram dengan keyword "jar".

Selain coklat, kamu bisa kasih pasangan kamu baju atau jam tangan. kategori ini memang relatif mahal sih... tapi ini juga alternatif buat kamu yang ngerasa bosen kalau valentine selalu kasih coklat dan bunga.


Alternatif kado lainnya itu scrapbook, guys. scrapbook yang gue maksud di sini banyak macam sih. bisa scrapbook frame (scrapbook yg dihias di dalam fram 3D), scrapbook album (berbetuk lembaran-lembaran), atau scrapbook jar (dalam toples). Kreasi scrapbook ini bisa kamu buat sendiri kok. Bahkan bisa lebih murah budgetnya dan makna pemberian kado juga lebih romantis karena yang membuat kamu sendiri. Kalau nggak mau repot dan nggak masalah dengan harga, kamu bisa cari online shop yang menerima jasa pembuatan scrapbook. Biasanya harus pesan dari jauh-jauh hari kalau alternatif ini sebab pesanan yang datang ke online shop tersebut pasti nggak sedikit. Apalagi begitu banyak orang yang ingin merayakan hari valentine bersama pasangan dengan memberikan hadiah spesial.


Pengalaman gue selama pacaran tiga tahun ini, kado yang gue berikan untuk pacar beda-beda tiap tahun dan didasari oleh banyak alasan. tahun pertama, gue bikin scrapbook mini model popart dan membuatkan pacar puding coklat berbetuk hati (love). Selama pembuatan kedua kado itu penuh godaan dan rintangan loh. Haha. Gue buat scrapbook itu saat pacar lagi naik gunung ke Sindoro Sumbing, hampir seminggu nggak ketemu. Nah, bermodalkan rindu ini makanya gue membuat scrapbook dengan sepenuh hati dan segenap kasih sayang #halah apalagi bikin scrapbook itu butuh waktu berhari-hari mengingat banyak peralatan dan bahan yang belum terbeli. Karena gue gak pengen kasih coklat, akhirnya gue buatin doi puding coklat. Alasannya supaya bisa dibentuk hati. Kalo coklat yang berbentuk hati mahal harganya hahaha!

Tahun kedua, gue nggak sempat bikin hadiah apa-apa kayak tahun pertama. Akhirnya gue buatin doi roti isi telur dadar buatan gue sendiri. Mungkin terbilang biasa, tapi proses pemberiannya ini yg menurut gue nggak biasa. Gue berangkat dijemput dia. sepanjang perjalanan, doi ngajak ngobrol. susah buat gue untuk ngasih kejutan hadiah itu. akhirnya, saat naik tangga gedung kampus, gue pura-pura jalan di belakang dia dan bilang "Eh tas kamu kebuka sayang, sini aku tutup resletingnya," Nah, itulah kesempatan untuk gue masukin kotak makan berisi roti isi rasa cinta ke dalam tas dia. Dan dia nggak menyadari hal itu. Di kotak makan itu, gue juga buat kartu ucapan hasil karya gue sendiri. Begitu masuk kelas dan kuliah dimulai, doi baru menyadari bahwa di tasnya ada hadiah spesial di hari spesial. Tjieee...

Tahun ketiga, lupa-lupa inget gue kasih apa buat pacar. nggak ada yang spesial sih kayaknya. mungkin karena lagi sama-sama sibuk dan terlalu mainstream untuk merayakan valentine, hehehe. Terkadang, semakin bertambahnya umur seseorang, maka kegiatan-kegiatan unyu seperti akan semakin tertinggal. Mungkin memang masanya sudah lewat hehehe. Tapi bukan berarti orang dewasa sekalipun gak pernah melakukan kegiatan romantis bareng pasangan di hari valentine.

Intinya sih, hari valentine itu bisa dirayakan tanpa harus selalu memberi kado spesial. Terkadang, cukup gandengan tangan sambil duduk di taman saat senja itu aja udah romantis loh. Sambil makan coklat berdua, ihirrrr :3

Semangat yah buat teman-teman yg mau merayakan valentine. Sukses kejutannya! Semoga tulisan ini sedikit banyak membantu hehehe!

Keep love!

12 Januari 2014

H-18 Proposal Skripsi

udah 18 hari gue lewati dengan perasaan nggak tenang. tanggal 30 nanti, adalah batas akhir pengumpulan proposal skripsi. gilak, skripsi coy! hahaha nggak nyangka loh masa-masa itu akan datang juga.

pusing rasanya. apalagi banyak buku dan referensi yang harus dibaca. belum lagi data yang dipakai belum pasti asik. sekalinya udah asik, ternyata meragukan. pfft.

deg-degan nih besok mau ketemu PA lagi. semoga besok kebingingan-kebingungan gue nggak akan menjadi kebingungan yang berlanjut. tetapi dapat pencerahan yg berarti lah.

dan semoga PA nggak membuat gue untuk lebih bingung lagi. tapi udah mulai nyuruh gue untuk nulis. bismillah~